Monthly Archives: September 2009

[buku rumah] "Membangun Rumah" karangan Zainal A.Z., B.A.E

Review dan pustaka buku
Buku “Membangun Rumah” ini menawarkan berbagai model bentuk rumah serta bahan-bahan yang dipakai. Desain rumah-rumah ini merupakan desain yang sederhana yang dilengkapi dengan rencana dan bahan-bahan material yang dipakai. Pak Zainal A.Z., B.A.E. sudah menulis buku ini dengan format yang sederhana dan sangat mudah dimengerti (buku ditulis pada tahun 1982). Karena laris, buku ini sudah dicetak ulang hingga delapan kali, dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Untuk sebuah model rumah, dalam buku ini dilengkapi dengan bahan material apa yang dipakai, seperti untuk dinding memakai batu bata, untuk pondasi memakai batu pecah, atap dengan genteng kodok, dan sebagainya. Macam-macam material juga dilengkapi dengan ukuran serta banyaknya material. Hal ini menunjukkan pengetahuan mendalam penulisnya tentang rumah dan material bangunan.


http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js

The book “Building Houses” offers a variety of models of houses and materials used. The design of these houses is a simple design complete with plans and materials used. Mr. Zainal A.Z., B.A.E. This book was written with a simple format and very easy to understand (the book was written in 1982). Because the demand, this book was reprinted eight times, and published by Scholastic Press.

For a home model, in this book comes with what materials are used, such as to put a brick wall, to the foundation using broken stone, tile roof with frogs, and so on. Various kinds of materials are also equipped with the size and amount of material. This author shows profound knowledge of the home and building materials.

http://books.google.co.id/books?id=JTwV7AHp8GQC&lpg=PP15&dq=rumah&as_brr=3&hl=en&pg=PP1&output=embed

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Disclaimer:
Preview buku ini disediakan oleh Google Books. Tujuan display dalam blog ini adalah membantu penulis dan penerbit memasarkan bukunya. Astudio tidak men-scan ataupun membuat file derivatif dari buku yang bersangkutan.

[buku rumah] "Membangun Rumah" karangan Zainal A.Z., B.A.E

Review dan pustaka buku
Buku “Membangun Rumah” ini menawarkan berbagai model bentuk rumah serta bahan-bahan yang dipakai. Desain rumah-rumah ini merupakan desain yang sederhana yang dilengkapi dengan rencana dan bahan-bahan material yang dipakai. Pak Zainal A.Z., B.A.E. sudah menulis buku ini dengan format yang sederhana dan sangat mudah dimengerti (buku ditulis pada tahun 1982). Karena laris, buku ini sudah dicetak ulang hingga delapan kali, dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Untuk sebuah model rumah, dalam buku ini dilengkapi dengan bahan material apa yang dipakai, seperti untuk dinding memakai batu bata, untuk pondasi memakai batu pecah, atap dengan genteng kodok, dan sebagainya. Macam-macam material juga dilengkapi dengan ukuran serta banyaknya material. Hal ini menunjukkan pengetahuan mendalam penulisnya tentang rumah dan material bangunan.

The book “Building Houses” offers a variety of models of houses and materials used. The design of these houses is a simple design complete with plans and materials used. Mr. Zainal A.Z., B.A.E. This book was written with a simple format and very easy to understand (the book was written in 1982). Because the demand, this book was reprinted eight times, and published by Scholastic Press.

For a home model, in this book comes with what materials are used, such as to put a brick wall, to the foundation using broken stone, tile roof with frogs, and so on. Various kinds of materials are also equipped with the size and amount of material. This author shows profound knowledge of the home and building materials.

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Disclaimer:
Preview buku ini disediakan oleh Google Books. Tujuan display dalam blog ini adalah membantu penulis dan penerbit memasarkan bukunya. Astudio tidak men-scan ataupun membuat file derivatif dari buku yang bersangkutan.

Arsitektur Eklektik – Esai Bagian 1

astudioarchitect.com Artikel untuk arsitek dan akademisi

Arsitektur eklektik bisa dikatakan sebagai hasil karya arsitektur yang mempergunakan metode merancang secara eklektik. Eklektisme adalah sebuah pergerakan arsitektur dengan metode menggabungkan (kombinasi) berbagai aspek, ide, teori maupun yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada. Pergerakan ini diawali dari filsafat yang dikaitkan dengan penggabungan berbagai perspektif pondasi filsafat untuk membentuk filsafat baru yang lebih baik. Metodenya kemudian diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang lain, diantaranya kedalam arsitektur.


Eclectic architecture can be regarded as works of architecture that uses design methods that are eclectic. Eclecticism is an architectural movement by combining methods (combinations of) various aspects, ideas, theories and intended to make the best architecture with the existing combination. This movement begins from the philosophy associated with the merger of different perspectives to form the foundation philosophy in a new and better ones. Method and then applied in fields of other sciences, including into the architecture. 


http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js

    Penyebaran eklektisisme merambah berbagai bidang dapat diakui sebagai metode baru dalam seni. Arsitektur sebagai cabang seni yang berkaitan erat dengan teknik juga mendapatkan pengaruh dari penyebaran metode eklektisisme ini, meskipun dikritik sebagai metode yang tidak konsisten, disebabkan oleh pergeseran pandangan dalam menentukan berbagai elemen arsitektur yang sebelumnya sangat kuat. Disadari atau tidak apakah arsitektur jenis ini merupakan sebuah metode atau bukan sebenarnya adalah sesuatu yang berjalan dengan sendirinya berkaitan dengan akulturasi berbagai arsitektur yang membentuk tradisi berarsitektur di dalam kebudayaan masyarakat dimana saja. Sebagai sebuah metode yang sering kali dianggap “murahan” karena seakan-akan tidak memiliki dasar-dasar yang kuat untuk membuat sebuah obyek yang memiliki karakter arsitektur tertentu.

Di Indonesia, penyebutannya terkadang merupakan sesuatu yang sedikit menggelikan karena yang disebut sebagai perancangan “eklektik” membawa kita pada pandangan kebanyakan, yaitu kecenderungan untuk menggabungkan arsitektur dari berbagai negara atau wilayah dan ditampilkan begitu saja ke dalam arsitektur sebelumnya, untuk mencapai citra tertentu, bahkan sebuah kesan untuk menggapai prestise.

The spread of eclecticism that penetrated in various fields can be recognized as a new method in art. Architecture as a branch of art which is closely related to engineering are also impacted by the spread of this eclecticism method, although criticized as inconsistent methods, caused by a shift in the view of determining the various elements of the previous architecture which has been very strong. Whether we realize it or not or whether this type of architecture is an actual method or not is something that runs by itself related to the acculturation of traditional architectural forms in the culture of architecture in society anywhere. As a method which is often considered “cheap architecture” because it seemed not to have the basics to create a powerful definition of architecture or certain architectural character.

In Indonesia, it is sometimes a reference to something a little funny because as a design called “eclectic” brings us to the view of many, namely the tendency to combine the architecture of different countries or regions, and displayed just to achieve a certain image, even an impression to reach prestige. 

    Contohnya, bila kita mendapati rumah-rumah di perumahan dirancang dengan arsitektur “bergaya Amerika” atau “bergaya Eropa” dengan suatu citra seakan-akan itu adalah arsitektur Amerika atau Eropa. Adalah sebuah fenomena yang cukup umum terjadi di Indonesia sebagai bagian dari pembentukan jati diri arsitektur yang dicoba dihubungkan dengan arsitektur yang bahkan tidak memiliki kaitan dengan arsitektur di negara kita.

    “Arsitektur eklektik” menjadi sebuah jawaban apabila diberi pertanyaan tentang mengapa menggunakan arsitektur semacam itu, yang sebenarnya merupakan sebuah jawaban untuk membenarkan jenis arsitektur tersebut. Dalam buku saya berjudul “Rumah bergaya arsitektur mediterania dan cenderung klasik” terdapat sebuah keinginan untuk mengidentifikasikan unsur-unsur arsitektur apa saja yang mempengaruhi arsitektur “Gaya Mediterania dan klasik” di Indonesia, dan saya menemukan bahwa arsitektur jenis ini berakar dari banyak sekali arsitektur di wilayah Mediterania yang berbeda-beda, seperti sebuah tambal sulam. Namun kita masih bisa melihat hubungan dengan budaya Indonesia dalam hal ornamentasi. Sebelumnya kita ketahui bahwa ornamentasi adalah bagian integral dari arsitektur tradisional Indonesia karena unsur ornamen ditemukan di semua arsitektur tradisional di Indonesia, apakah itu di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi maupun Papua.

For example, if we find the houses in the residential architecture designed with “American style” or “European style” with an image as if it were American or European architecture. Is a common enough phenomenon in Indonesia as part of identity formation that tested architecture associated with the architecture that does not even have anything to do with the architecture in the country.

“Eclectic Architecture” became an answer if given the question of why using such architecture, which is actually an answer to justify these types of architecture. In my book titled “Mediterranean Home-style architecture” there is a desire to identify architectural elements that affect what the architecture “and the classic Mediterranean style” in Indonesia, and I found that this type of architecture stems from a lot of different architectural elements in the region Mediterranean, like a patchwork. But we still can see the relationship with Indonesian tradition in terms of cultural ornamentation. Earlier we saw that the ornamentation is an integral part of the traditional architecture of Indonesia for ornamental elements found in all of Indonesia’s traditional architecture, whether it is in Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Papua. 

(bersambung ke bagian 2)

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Arsitektur Eklektik – Esai Bagian 1

astudioarchitect.com Artikel untuk arsitek dan akademisi

Arsitektur eklektik bisa dikatakan sebagai hasil karya arsitektur yang mempergunakan metode merancang secara eklektik. Eklektisme adalah sebuah pergerakan arsitektur dengan metode menggabungkan (kombinasi) berbagai aspek, ide, teori maupun yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada. Pergerakan ini diawali dari filsafat yang dikaitkan dengan penggabungan berbagai perspektif pondasi filsafat untuk membentuk filsafat baru yang lebih baik. Metodenya kemudian diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang lain, diantaranya kedalam arsitektur.


Eclectic architecture can be regarded as works of architecture that uses design methods that are eclectic. Eclecticism is an architectural movement by combining methods (combinations of) various aspects, ideas, theories and intended to make the best architecture with the existing combination. This movement begins from the philosophy associated with the merger of different perspectives to form the foundation philosophy in a new and better ones. Method and then applied in fields of other sciences, including into the architecture. 

    Penyebaran eklektisisme merambah berbagai bidang dapat diakui sebagai metode baru dalam seni. Arsitektur sebagai cabang seni yang berkaitan erat dengan teknik juga mendapatkan pengaruh dari penyebaran metode eklektisisme ini, meskipun dikritik sebagai metode yang tidak konsisten, disebabkan oleh pergeseran pandangan dalam menentukan berbagai elemen arsitektur yang sebelumnya sangat kuat. Disadari atau tidak apakah arsitektur jenis ini merupakan sebuah metode atau bukan sebenarnya adalah sesuatu yang berjalan dengan sendirinya berkaitan dengan akulturasi berbagai arsitektur yang membentuk tradisi berarsitektur di dalam kebudayaan masyarakat dimana saja. Sebagai sebuah metode yang sering kali dianggap “murahan” karena seakan-akan tidak memiliki dasar-dasar yang kuat untuk membuat sebuah obyek yang memiliki karakter arsitektur tertentu.

Di Indonesia, penyebutannya terkadang merupakan sesuatu yang sedikit menggelikan karena yang disebut sebagai perancangan “eklektik” membawa kita pada pandangan kebanyakan, yaitu kecenderungan untuk menggabungkan arsitektur dari berbagai negara atau wilayah dan ditampilkan begitu saja ke dalam arsitektur sebelumnya, untuk mencapai citra tertentu, bahkan sebuah kesan untuk menggapai prestise.

The spread of eclecticism that penetrated in various fields can be recognized as a new method in art. Architecture as a branch of art which is closely related to engineering are also impacted by the spread of this eclecticism method, although criticized as inconsistent methods, caused by a shift in the view of determining the various elements of the previous architecture which has been very strong. Whether we realize it or not or whether this type of architecture is an actual method or not is something that runs by itself related to the acculturation of traditional architectural forms in the culture of architecture in society anywhere. As a method which is often considered “cheap architecture” because it seemed not to have the basics to create a powerful definition of architecture or certain architectural character.

In Indonesia, it is sometimes a reference to something a little funny because as a design called “eclectic” brings us to the view of many, namely the tendency to combine the architecture of different countries or regions, and displayed just to achieve a certain image, even an impression to reach prestige. 

    Contohnya, bila kita mendapati rumah-rumah di perumahan dirancang dengan arsitektur “bergaya Amerika” atau “bergaya Eropa” dengan suatu citra seakan-akan itu adalah arsitektur Amerika atau Eropa. Adalah sebuah fenomena yang cukup umum terjadi di Indonesia sebagai bagian dari pembentukan jati diri arsitektur yang dicoba dihubungkan dengan arsitektur yang bahkan tidak memiliki kaitan dengan arsitektur di negara kita.

    “Arsitektur eklektik” menjadi sebuah jawaban apabila diberi pertanyaan tentang mengapa menggunakan arsitektur semacam itu, yang sebenarnya merupakan sebuah jawaban untuk membenarkan jenis arsitektur tersebut. Dalam buku saya berjudul “Rumah bergaya arsitektur mediterania dan cenderung klasik” terdapat sebuah keinginan untuk mengidentifikasikan unsur-unsur arsitektur apa saja yang mempengaruhi arsitektur “Gaya Mediterania dan klasik” di Indonesia, dan saya menemukan bahwa arsitektur jenis ini berakar dari banyak sekali arsitektur di wilayah Mediterania yang berbeda-beda, seperti sebuah tambal sulam. Namun kita masih bisa melihat hubungan dengan budaya Indonesia dalam hal ornamentasi. Sebelumnya kita ketahui bahwa ornamentasi adalah bagian integral dari arsitektur tradisional Indonesia karena unsur ornamen ditemukan di semua arsitektur tradisional di Indonesia, apakah itu di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi maupun Papua.

For example, if we find the houses in the residential architecture designed with “American style” or “European style” with an image as if it were American or European architecture. Is a common enough phenomenon in Indonesia as part of identity formation that tested architecture associated with the architecture that does not even have anything to do with the architecture in the country.

“Eclectic Architecture” became an answer if given the question of why using such architecture, which is actually an answer to justify these types of architecture. In my book titled “Mediterranean Home-style architecture” there is a desire to identify architectural elements that affect what the architecture “and the classic Mediterranean style” in Indonesia, and I found that this type of architecture stems from a lot of different architectural elements in the region Mediterranean, like a patchwork. But we still can see the relationship with Indonesian tradition in terms of cultural ornamentation. Earlier we saw that the ornamentation is an integral part of the traditional architecture of Indonesia for ornamental elements found in all of Indonesia’s traditional architecture, whether it is in Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Papua. 

(bersambung ke bagian 2)

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

[buku rumah] "Mimpi Rumah Murah Yu Sing"

Pustaka dan review buku astudioarchitect.com
Buku Yu Sing berjudul “Mimpi Rumah Murah Yu Sing” adalah buku yang topiknya agak jarang, mengingat buku ini ditulis dengan perspektif seorang arsitek, serta dengan sebuah keinginan untuk mengambil porsi yang banyak ditinggalkan arsitek dewasa ini, yaitu rumah murah untuk rakyat. Pandangan idealisme Yu Sing yang cenderung melawan arus dalam dunia praktek arsitektur yang seringkali mengutamakan arsitektur yang glamour, jelas terlihat melalui karya-karyanya yang mengutamakan desain tepat guna dengan fokus pada sisi ekonomis bangunan.

Saya berteman dengan Yu Sing dalam facebook, dan meskipun belum pernah bertemu sama sekali dengan beliau, saya sangat salut dengan pemikiran-pemikirannya yang cemerlang dalam praktek arsitektur. Tentunya banyak dari buku ini yang bisa kita petik pelajarannya. Kemarin saya minta ijin untuk membuat review buku Yu Sing, dan diiyakan… terimakasih mas Yu Sing.

Yu Sing book entitled “Cheap House Dream of Yu Sing” is a book with a rare topic, since this book was written with an architect’s perspective, and with a desire to take a portion that many contemporary architects abandon, namely low-cost housing for the people. Sing’s view is an idealism tends against the current vision in the world of architectural practice that often put a glamorous architecture, clearly visible through his works that gave priority to design appropriate to focus on the economic side of the building.

I am friends with Yu Sing in facebook, and although have never met at all with him, I really applaud the thoughts of his brilliant practice of architecture. Of course many things of these books can learn the lesson from. Yesterday I asked permission to make a book review Yu Sing, and he said yes … thanks Yu Sing.


http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js

Bahasa lugas Yu Sing dalam bukunya seperti seorang arsitek yang sedang bicara tentang visi dan misi profesinya. Paparan Yu Sing dalam buku ini didasari oleh keinginan untuk mewujudkan perumahan murah bagi masyarakat, yang merupakan keinginan berdasarkan perenungan dan dedikasi arsitekturnya. Setiap karya arsitektur dalam buku ini didasari oleh situasi dan kondisi disekitar rancangan, misalnya konsep yang diajukan untuk sebuah proyek berdasarkan kondisi rumah atau lahan yang ada. Rancangan yang muncul, dalam setiap detailnya selalu memiliki alasannya sendiri. Bagaimana sebuah dinding kemudian muncul sebagai dinding yang dilapisi genteng kodok, misalnya. Atau bagaimana bisa muncul ide ruang bersama di bagian depan.

Yu Sing’s straightforward language in his book is a reflection of an architect who was talking about the vision and mission of the profession. Yu Sing’s exposure in this book are based on the desire to create cheap housing for the community, which is based on the desire and dedication to architecture. Every work of architecture in this book are based on the circumstances surrounding the design, such as the proposed concept for a project based on the condition of the house or land. The design that appears, in every detail always had his own reasons. How can a wall and then emerged as a tile-covered walls, for example. Or how can an idea shared space on the front.

Dibawah ini, preview buku Yu Sing. Sebagai preview, tidak semua halamannya bisa diakses. Buku ini bisa Anda dapatkan di toko-toko buku seperti Gramedia, Togamas, dan lain-lain. 
http://books.google.co.id/books?id=zrTHzW0OLAUC&lpg=PT1&ots=nRqgZPwnMP&dq=yu%20sing&pg=PA1&output=embed

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Disclaimer:
Preview buku ini disediakan oleh Google Books. Tujuan display dalam blog ini adalah membantu penulis dan penerbit memasarkan bukunya. Astudio tidak men-scan ataupun membuat file derivatif dari buku yang bersangkutan.

[buku rumah] "Mimpi Rumah Murah Yu Sing"

Pustaka dan review buku astudioarchitect.com
Buku Yu Sing berjudul “Mimpi Rumah Murah Yu Sing” adalah buku yang topiknya agak jarang, mengingat buku ini ditulis dengan perspektif seorang arsitek, serta dengan sebuah keinginan untuk mengambil porsi yang banyak ditinggalkan arsitek dewasa ini, yaitu rumah murah untuk rakyat. Pandangan idealisme Yu Sing yang cenderung melawan arus dalam dunia praktek arsitektur yang seringkali mengutamakan arsitektur yang glamour, jelas terlihat melalui karya-karyanya yang mengutamakan desain tepat guna dengan fokus pada sisi ekonomis bangunan.

Saya berteman dengan Yu Sing dalam facebook, dan meskipun belum pernah bertemu sama sekali dengan beliau, saya sangat salut dengan pemikiran-pemikirannya yang cemerlang dalam praktek arsitektur. Tentunya banyak dari buku ini yang bisa kita petik pelajarannya. Kemarin saya minta ijin untuk membuat review buku Yu Sing, dan diiyakan… terimakasih mas Yu Sing.

Yu Sing book entitled “Cheap House Dream of Yu Sing” is a book with a rare topic, since this book was written with an architect’s perspective, and with a desire to take a portion that many contemporary architects abandon, namely low-cost housing for the people. Sing’s view is an idealism tends against the current vision in the world of architectural practice that often put a glamorous architecture, clearly visible through his works that gave priority to design appropriate to focus on the economic side of the building.

I am friends with Yu Sing in facebook, and although have never met at all with him, I really applaud the thoughts of his brilliant practice of architecture. Of course many things of these books can learn the lesson from. Yesterday I asked permission to make a book review Yu Sing, and he said yes … thanks Yu Sing.

Bahasa lugas Yu Sing dalam bukunya seperti seorang arsitek yang sedang bicara tentang visi dan misi profesinya. Paparan Yu Sing dalam buku ini didasari oleh keinginan untuk mewujudkan perumahan murah bagi masyarakat, yang merupakan keinginan berdasarkan perenungan dan dedikasi arsitekturnya. Setiap karya arsitektur dalam buku ini didasari oleh situasi dan kondisi disekitar rancangan, misalnya konsep yang diajukan untuk sebuah proyek berdasarkan kondisi rumah atau lahan yang ada. Rancangan yang muncul, dalam setiap detailnya selalu memiliki alasannya sendiri. Bagaimana sebuah dinding kemudian muncul sebagai dinding yang dilapisi genteng kodok, misalnya. Atau bagaimana bisa muncul ide ruang bersama di bagian depan.

Yu Sing’s straightforward language in his book is a reflection of an architect who was talking about the vision and mission of the profession. Yu Sing’s exposure in this book are based on the desire to create cheap housing for the community, which is based on the desire and dedication to architecture. Every work of architecture in this book are based on the circumstances surrounding the design, such as the proposed concept for a project based on the condition of the house or land. The design that appears, in every detail always had his own reasons. How can a wall and then emerged as a tile-covered walls, for example. Or how can an idea shared space on the front.

Dibawah ini, preview buku Yu Sing. Sebagai preview, tidak semua halamannya bisa diakses. Buku ini bisa Anda dapatkan di toko-toko buku seperti Gramedia, Togamas, dan lain-lain. 

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Disclaimer:
Preview buku ini disediakan oleh Google Books. Tujuan display dalam blog ini adalah membantu penulis dan penerbit memasarkan bukunya. Astudio tidak men-scan ataupun membuat file derivatif dari buku yang bersangkutan.

Konsultasi gratis: Memperbaiki tampilan rumah batako 7x14m

astudioarchitect.com Kemarin, ada pak Arief Akbar, seorang sahabat facebook astudio bertanya tentang bagaimana merubah tampilan depan rumahnya. Rumah pak Arief dibuat dari batako dengan sampingnya ada toko. Dari pertanyaan pak Arief, saya bisa menangkap keinginan untuk memperbaiki tampilan rumah. Menurut saya bisa ditambahkan teras dibagian depan rumahnya, tampa perlu merubah seluruh tampilan rumah hingga  ke bagian atas. Berikut ini email pak Arief pada saya:

pak mohon minta sketsa/sempel yang mirip dng bangunan kami.ket…..sebelah ruang tamu rencana saya pakai toko.ukuran 7,5m*14m.untuk toko 4m.dan ruang tamu 3.5m.dan tinggi bangunan kami 4.5m.di tambah tinggi kap 3m.trimakasih banyak

Semoga pembaca juga bisa memahami maksud pak Arief (mungkin karena bahasanya pendek2 seperti sms – maaf pak bercanda sedikit 🙂

Pesan pada halaman facebook astudio:


Berikut ini jawaban saya:

Yth. Pak Arief Akbar,
Terimakasih atas pertanyaan Bapak, dan disini saya coba untuk menjawab. Tampilan rumah Bapak bisa ditutup batakonya dengan plesteran agar terlihat lebih baik, namun bisa juga menyisakan sedikit tampilan batako di bagian atas dibawah atap, sekedar sebagai material yang berbeda, menurut saya masih bagus.

Gambar atas: kondisi sebelumnya rumah pak Arief dan gambar saran perubahan tampilan

Gambar tampak depan rumah

Gambar keterangan desain rumah.

Penambahan utama adalah ide untuk membuat portal yang biasa dibuat di rumah-rumah bergaya minimalis yang sederhana, sekaligus bila Bapak menyukai, bisa memberi tempat duduk-duduk di bagian teras. Warna-warna yang saya sarankan bisa dilihat pada gambar perspektifnya. Sementara itu untuk bagian depan toko, mungkin bisa diberi atap tambahan juga untuk menghalangi tampias hujan.

Demikian pak Arief,
Semoga membantu.

Salam.

TAMBAHAN EMAIL:
kemarin malam atau pagi ini pak Arief mengirimkan email dan pesan tambahan di facebook.

trimakasih bpk.atas bantuan yang di berikan…maaf minta pencerahan lagi.seandai nya rumah kami didesain seperti gb yang saya kirim apa bisa ya.dengan menghilangkan bentuk segi tiga diatap.terus rencana atap bagian samping2{warna merah} akan saya buat.talang gantung.jadi unsur menonjol saya hilang kan dengan menambah hiasan res plang.trus bagiamana cara memanipulasi pandangan dari sisi samping bila unsur segitiga hilang menjadi kotak.kami menyertakan foto untuk perbandingan namun untuk 1 lantai. mohon pencerahan nya


 

Desain ini dibuat untuk konsultasi desain rumah gratis dari astudio. Desain ini dibuat dengan teknologi dan desain sederhana, dan belum memenuhi spesifikasi gambar kerja, namun dapat digunakan untuk berkonsultasi/komunikasi dengan arsitek Anda, kontraktor atau tukang. Bila Anda tertarik, bisa berkonsultasi dengan astudio untuk meningkatkan desain ini.
________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

Konsultasi gratis: Memperbaiki tampilan rumah batako 7x14m

astudioarchitect.com Kemarin, ada pak Arief Akbar, seorang sahabat facebook astudio bertanya tentang bagaimana merubah tampilan depan rumahnya. Rumah pak Arief dibuat dari batako dengan sampingnya ada toko. Dari pertanyaan pak Arief, saya bisa menangkap keinginan untuk memperbaiki tampilan rumah. Menurut saya bisa ditambahkan teras dibagian depan rumahnya, tampa perlu merubah seluruh tampilan rumah hingga  ke bagian atas. Berikut ini email pak Arief pada saya:

pak mohon minta sketsa/sempel yang mirip dng bangunan kami.ket…..sebelah ruang tamu rencana saya pakai toko.ukuran 7,5m*14m.untuk toko 4m.dan ruang tamu 3.5m.dan tinggi bangunan kami 4.5m.di tambah tinggi kap 3m.trimakasih banyak

Semoga pembaca juga bisa memahami maksud pak Arief (mungkin karena bahasanya pendek2 seperti sms – maaf pak bercanda sedikit 🙂

Pesan pada halaman facebook astudio:


Berikut ini jawaban saya:

Yth. Pak Arief Akbar,
Terimakasih atas pertanyaan Bapak, dan disini saya coba untuk menjawab. Tampilan rumah Bapak bisa ditutup batakonya dengan plesteran agar terlihat lebih baik, namun bisa juga menyisakan sedikit tampilan batako di bagian atas dibawah atap, sekedar sebagai material yang berbeda, menurut saya masih bagus.

Gambar atas: kondisi sebelumnya rumah pak Arief dan gambar saran perubahan tampilan

Gambar tampak depan rumah

Gambar keterangan desain rumah.

Penambahan utama adalah ide untuk membuat portal yang biasa dibuat di rumah-rumah bergaya minimalis yang sederhana, sekaligus bila Bapak menyukai, bisa memberi tempat duduk-duduk di bagian teras. Warna-warna yang saya sarankan bisa dilihat pada gambar perspektifnya. Sementara itu untuk bagian depan toko, mungkin bisa diberi atap tambahan juga untuk menghalangi tampias hujan.

Demikian pak Arief,
Semoga membantu.

Salam.

TAMBAHAN EMAIL:
kemarin malam atau pagi ini pak Arief mengirimkan email dan pesan tambahan di facebook.

trimakasih bpk.atas bantuan yang di berikan…maaf minta pencerahan lagi.seandai nya rumah kami didesain seperti gb yang saya kirim apa bisa ya.dengan menghilangkan bentuk segi tiga diatap.terus rencana atap bagian samping2{warna merah} akan saya buat.talang gantung.jadi unsur menonjol saya hilang kan dengan menambah hiasan res plang.trus bagiamana cara memanipulasi pandangan dari sisi samping bila unsur segitiga hilang menjadi kotak.kami menyertakan foto untuk perbandingan namun untuk 1 lantai. mohon pencerahan nya


 

Desain ini dibuat untuk konsultasi desain rumah gratis dari astudio. Desain ini dibuat dengan teknologi dan desain sederhana, dan belum memenuhi spesifikasi gambar kerja, namun dapat digunakan untuk berkonsultasi/komunikasi dengan arsitek Anda, kontraktor atau tukang. Bila Anda tertarik, bisa berkonsultasi dengan astudio untuk meningkatkan desain ini.
________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

[buku rumah] "Warna untuk Desain Interior" karangan Probo Hindarto

astudioarchitect.com Buku “Warna untuk Desain Interior” adalah buku tentang rumah yang saya tulis, dan merupakan buku kedua saya dengan topik rumah. Setelah menulis dan membuat berbagai modelling 3D interior design, saya merampungkan buku ini dalam waktu sekitar 3 bulan. Beberapa teman yang karyanya juga masuk dalam buku ini antara lain: Nasrul Amin, Rosi Rahadi, dan Frinbel Kala. Ketiganya merupakan teman baik saya. Sebenarnya, saya juga baru saja menyelesaikan sekitar 4 buku dalam waktu 2 bulanan ini. Tapi, sebetulnya draft buku-buku tersebut sudah saya tulis sejak lama. Dalam artikel ini, saya sertakan buku saya “Warna untuk desain interior” yang bisa Anda baca secara online.


The book “Color for Interior Design” is a book about a house that I wrote, and is my second book with ‘house’ topic. After writing and making a variety of interior design 3D modeling, I finished this book in about 3 months. Some friends whose work is also included in this book include: Nasrul Amin, Rosi Rahadi, and Frinbel Kala. All three are my best friends. Actually, I also just finished about 4 books in 2 months this time. But, in fact the draft the books I have written from long ago. In this article, I include my book “Color for interior design” can you read online part of it.


http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js

Tapi di Google Books terdapat kesalahan judul buku saya. Saya sebenarnya belum tahu bagaimana ada kesalahan penulisan dalam Google Books berkaitan dengan judul buku saya dalam website Google Books yang memuat berbagai buku dari seluruh dunia tersebut. Alhasil, buku saya di Google books jadi berjudul “Titipan Kilat Penyihir”… Betul-betul aneh… Tapi saya mengucapkan terimakasih pada Google yang sudah bersusah payah mengindeks buku saya, serta bekerjasama dengan toko buku online untuk menjual buku tersebut. Tapi saya tidak yakin apakah buku tersebut masih tersedia dan bisa dibeli, karena tidak dicetak ulang lagi.

But there is a problem with Google Books, the title of my book. I really do not know how there are errors in the writing of Google Books related to my book in Google Books website which contains many books from around the world. As a result, my book on Google Books to be titled “Titipan Kilat Penyihir” … Really weird … But I say thank you to Google to have my book indexed, and working with an online bookstore to sell books. But I’m not sure whether the book is still available and can be bought, because it is not reprinted again.

Berikut ini buku yang saya tulis, yang bisa Anda baca secara online (beberapa halaman dihilangkan, karena ini adalah preview)

http://books.google.co.id/books?id=RJIAfi-u5WkC&lpg=PT26&dq=warna%20untuk%20desain%20interior&hl=en&pg=PP1&output=embed

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.

[buku rumah] "Warna untuk Desain Interior" karangan Probo Hindarto

astudioarchitect.com Buku “Warna untuk Desain Interior” adalah buku tentang rumah yang saya tulis, dan merupakan buku kedua saya dengan topik rumah. Setelah menulis dan membuat berbagai modelling 3D interior design, saya merampungkan buku ini dalam waktu sekitar 3 bulan. Beberapa teman yang karyanya juga masuk dalam buku ini antara lain: Nasrul Amin, Rosi Rahadi, dan Frinbel Kala. Ketiganya merupakan teman baik saya. Sebenarnya, saya juga baru saja menyelesaikan sekitar 4 buku dalam waktu 2 bulanan ini. Tapi, sebetulnya draft buku-buku tersebut sudah saya tulis sejak lama. Dalam artikel ini, saya sertakan buku saya “Warna untuk desain interior” yang bisa Anda baca secara online.


The book “Color for Interior Design” is a book about a house that I wrote, and is my second book with ‘house’ topic. After writing and making a variety of interior design 3D modeling, I finished this book in about 3 months. Some friends whose work is also included in this book include: Nasrul Amin, Rosi Rahadi, and Frinbel Kala. All three are my best friends. Actually, I also just finished about 4 books in 2 months this time. But, in fact the draft the books I have written from long ago. In this article, I include my book “Color for interior design” can you read online part of it.

Tapi di Google Books terdapat kesalahan judul buku saya. Saya sebenarnya belum tahu bagaimana ada kesalahan penulisan dalam Google Books berkaitan dengan judul buku saya dalam website Google Books yang memuat berbagai buku dari seluruh dunia tersebut. Alhasil, buku saya di Google books jadi berjudul “Titipan Kilat Penyihir”… Betul-betul aneh… Tapi saya mengucapkan terimakasih pada Google yang sudah bersusah payah mengindeks buku saya, serta bekerjasama dengan toko buku online untuk menjual buku tersebut. Tapi saya tidak yakin apakah buku tersebut masih tersedia dan bisa dibeli, karena tidak dicetak ulang lagi.

But there is a problem with Google Books, the title of my book. I really do not know how there are errors in the writing of Google Books related to my book in Google Books website which contains many books from around the world. As a result, my book on Google Books to be titled “Titipan Kilat Penyihir” … Really weird … But I say thank you to Google to have my book indexed, and working with an online bookstore to sell books. But I’m not sure whether the book is still available and can be bought, because it is not reprinted again.

Berikut ini buku yang saya tulis, yang bisa Anda baca secara online (beberapa halaman dihilangkan, karena ini adalah preview)

________________________________________________

by Probo Hindarto

© Copyright 2009 astudio Indonesia. All rights reserved.