Foto foto: printscreen video Netmediatama
Video by Netmediatama
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Foto foto: printscreen video Netmediatama
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di fresh ideas, general article, ide interior, review lokal
astudioarchitect.com Berbagai material bangunan untuk rumah sangat beragam akhir-akhir ini. Material-material sederhana dapat menjadi pilihan saat membangun dengan pendekatan yang berbeda dari biasanya. Untuk menambah wawasan kita, kami sajikan artikel tentang sebuah rumah yang didesain unik oleh arsitek jepang Meguni Matsubara dan Hiroi Ariyama.
——————————————
images and story adapted via Dezeen
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di review lokal
Rumah yang memperhatikan garis sempadan bangunan terlihat rapi, berbudaya, memiliki taman dan tidak menimbulkan masalah dengan peraturan daerah.
Sumber foto; Dokumen astudio
IMB akan diproses dalam beberapa hari dan harapannya pemerintah akan memberikan pelayanan yang makin memuaskan bagi masyarakat yang beriktikad baik dengan mengurus surat IMB. Mari kita membangun dengan tanggung jawab, miliki IMB sebelum mendirikan bangunan.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
Dipublikasi di general article
astudioarchitect.com Tulisan uneg2 tentang tukang dan arsitek, uneg2 yang bila tidak dikeluarkan bisa meledak didalam, tapi bukan standar tertinggi sebuah kebenaran
—————————————————
Bekerja dengan otot, tidak sama dengan bekerja dengan otak. Bekerja dengan otot memerlukan keberadaan fisik dan kontak fisik dengan material. Bekerja dengan suatu keterampilan yang didapatkan dengan menyentuh, memperkirakan, mengukur, semua dengan fisika naluriah (perhitungan fisika yang diterapkan dalam gerakan, dan sebagainya). Untuk membelah batu, diperlukan sekian energi yang disalurkan melalui tangan, untuk menata bata diperlukan energi sekian untuk tepat.
Para tukang memahami gambaran realitas yang disebut ‘gambar kerja’ ini seakan seperti sebuah dogma, yang harus diwujudkan melalui tangan tangan terampil mereka. Kadang gambar kerja hampir seperti sebuah kitab suci untuk proyek, semua bekerja berdasarkan kitab suci itu. Arsitek atau kontraktor yang datang ke proyek, menggunakan dogma itu untuk menata, membangun dan memperkirakan hasil jadi arsitektur.
Bekerja dengan tangan bagi para tukang adalah sebuah keniscayaan, bukan spekulasi, lebih banyak tukang beranggapan bahwa keterampilan cukup untuk membuat sesuatu yang terbangun, sesuatu yang bagi arsitek merupakan ‘tanpa perencanaan’. Namun bagi tukang sewaan di kampung-kampung, spekulasi adalah saat perencanaan bersama pemilik rumah atau bangunan saat akan menyewa tukang, maka arsitektur didefinisikan melalui keterampilan tangan yang setara dengan kerajinan tangan. “Seperti ini bagus, pak/bu”, kata tukang sambil berbicara dengan sesekali menggambar ala kadarnya, tidak dengan meja kerja, tidak dengan komputer.
Semakin lama, semakin modern, semakin tukang kehilangan kemampuan berarsitektur dengan cara-cara vernakular, untuk kemudian menjadi semakin modern — artinya adalah semakin bekerja seperti mesin. Kolom kayu dengan ukiran dan detail sambungan yang langka tradisional digantikan oleh alumunium, besi dan beton buatan pabrik, untuk menjadi cara membangun berdasarkan presisi mesin, adalah konsekuensi dari industrialisme. Tukang kota berbeda dari tukang desa, dan tukang yang ikut sistem organisasi kontraktor modern berbeda dari tukang kampung. Tukang beradaptasi dengan kebutuhan, material dan cara membangun yang makin melicin. Tukang akan selalu berusaha memahami cara membangun dengan memahami cara memperlakukan material, mereka selalu ingin tahu dengan keberadaan material baru untuk memahami cara kerjanya.
Saat ada orang-orang yang merupakan jebolan perguruan tinggi dan disebut ‘perencana bangunan’, ‘kontraktor’ atau ‘arsitek’, para tukang cenderung merasa aman dari konsekuensi spekulasi mereka atas arsitektur apa yang mungkin timbul dari cara membangun. Sudah ada pihak yang disebut ‘arsitek’ atau ‘kontraktor’ untuk bertanggungjawab akan bagus atau jeleknya arsitektur. Anehnya arsitek juga merasa aman dari ketidaktahuan mereka dengan cara membangun. Bagi tukang-tukang, ungkapan yang tepat kurang lebih: Arsitek kebanyakan adalah seperti seorang dewa yang tiba-tiba jatuh dari entitas yang disebut ‘kuliahan’. Mereka bersayap dan hebat, dapat naik turun kahyangan untuk mendoktrinkan kitab suci mereka yaitu gambar kerja.
Arsitek disatu sisi keluar dari universitas untuk merasa mengetahui tentang desain, lalu untuk menyimpulkan bongkahan-bongkahan imajinasi dalam bentuk gambar. Tapi jarang mereka diajarkan di kampus untuk memegang pasir, menata bata, mencampur semen dan air. Mereka sibuk untuk merumuskan programatik, dan lebih parahnya sesuatu yang disebut bentuk. Facade, muka, topeng, depan, dalam, interior design, minimalis, klasik, mediterania, desain plafon, kursi malas, sofa, kabinet TV, perumahan, atap, dinding, lantai, kolam renang, pagar depan, pohon kamboja, rumput. Jargon-jargon yang akan mengantarkannya untuk ‘lebih mengetahui daripada sekedar tukang’, dengan cara menginjak pijakan yang lebih tinggi, namun tidak tahu cara berada dibawah, seperti memegang bata dengan serpihan debunya, kelilipan semen saat bekerja, atau memiliki baju yang kotor dengan debu bangunan.
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di special article
Architect Info:
Probo Hindarto
08125244753
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di design
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di design, general article
astudioarchitect.com Kebahagiaan seseorang bisa didapatkan dari apa saja, termasuk berkebun atau memanfaatkan sedikit lahan di rumah kita dengan menanam tanaman dan menghindarkan diri dari stres. Dengan melihat hijaunya daun-daun yang tumbuh di pekarangan akan membuat mata menjadi segar dan mengembalikan mood kita setelah menjalani rutinitas di dalam atau di luar rumah. Banyak jenis tanaman yang bisa kita tanam di lahan pekarangan kita, seperti tanaman sayur, tanaman buah, tanaman obat dan sebagainya.
photo by United Nations Photo
1. Memilih jenis tanaman sesuai dengan kapasitas lahan.
photo by its Gem
Bercocok tanam tidaklah haruslah memiliki lahan yang cukup luas, karena walaupun tidak memiliki lahan, kita bisa bercocok tanam di lahan sempit dengan cara memakai teknik vertikultur yaitu teknik cocok tanam di lahan bertingkat atau vertikal seperti di rak-rak pot, pot gantung, serta teknik Hydroponic yaitu teknik penanaman yang tidak memerlukan tanah sebagai media tanam melainkan air yang berfungsi sama seperti tanah. Sebaliknya bila lahan rumah cukup luas, maka kita akan lebih leluasa untuk menanam serta mengatur tanaman-tanaman tersebut agar terlihat lebih rapi dan indah.
2. Lahan atau media tanam mendapatkan cukup sinar matahari.
Lahan yang akan ditanami hendaknya berada di area yang mendapatkan cukup sinar matahari, agar tanaman bisa berkembang dengan baik. Khususnya untuk tanaman yang memiliki klorofil atau zat hijau daun, peran sinar matahari cukup penting, karena tumbuhan perlu melakukan proses fotosintetis untuk menghasilkan makanan. Pengaruh dari proses fotosintesis inilah yang akan mempengaruhi perkembangan dari tanaman tersebut.
4.Memperhatikan keadaan tanah.
Tanah yang kering dan gersang tidak mudah ditumbuhi suatu tanaman dengan maksimal. Tanah harus memiliki kadar air yang cukup. Sebelum ditanami, hendaklah tanah diolah dahulu dan diberi pupuk, supaya tanah tersebut cukup gembur dan memberikan hasil yang baik bagi produktifitas tanaman
5. Menanam jenis tanaman yang mudah perawatannya dan sering dikonsumsi.
Bagi pemula dalam hal bercocok tanam, pilihlah tanaman yang mudah ditanam dan dipelihara, dan juga tanamlah tanaman yang sering digunakan atau dikonsumsi, misalnya bumbu dapur, sawi, bayam, dan masih banyak lagi.
Menanam tanaman haruslah sabar dan telaten. Sebagaimana mahluk hidup, tanaman memerlukan perhatian dan pemeliharaan sehingga bisa tumbuh dan berbuah baik. Bisa kita bayangkan betapa bahagianya jika melihat tanaman berbuah ranum dan bisa dipanen dengan tangan sendiri, tanpa harus membeli. Maka itulah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi kita.
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di general article
astudioarchitect.com Pencahayaan buatan dibuat dari penataan lampu lampu baik didalam maupun diluar ruangan untuk meningkatkan kualitas persepsi kita terhadap sebuah ruangan. Persepsi ruang akan lebih baik bila pencahayaannya cukup, misalnya kita bisa lebih mengerti berapa besar ruang dan letak benda benda didalamnya agar bisa digunakan dengan baik seperti meja kursi dan sebagainya. Pencahayaan yang baik akan meningkatkan kualitas ruang dan salah satu elemen interior yang paling berpengaruh.
Background lighting / Pencahayaan umum
Pencahayaan yang umum akan memberikan pencahayaan yang merata untuk sebuah ruangan. Biasanya merupakan lampu atau kumpulan lampu yang diletakan ditengah ruangan untuk menerangi keseluruhan ruangan, misalnya lampu gantung atau lampu tempel ditengah ruangan.
Pencahayaan lokal / task lighting
Pencahayaan jenis ini diperuntukkan menerangi suatu bagian ruangan agar tampil lebih terang dibandingkan bagian ruangan yang lain, dimana dalam sebuah ruangan bisa terdapat satu, dua atau lebih bagian ruangan yang ingin lebih ditonjolkan dengan pencahayaan buatan, misalnya area duduk, area kitchen set, dan sebagainya. Bagian rumah dengan fungsi yang khusus seperti kitchen set, area laundry atau area bekerja akan dapat digunakan dengan baik bila terdapat pencahayaan lokal. Cahaya bisa berasal dari lampu neon, LED, downlight untuk sebuah area, dan sebagainya.
Decorative lighting / Accent lighting
Jenis pencahayaan ini bisa digunakan untuk membawa perhatian pada suatu area yang diinginkan agar lebih dramatis. Jenis lampu (fixture) yang digunakan biasanya merupakan lampu spot yang diarahkan langsung kepada sebuah obyek seperti hiasan dinding atau patung hiasan.
Pencahayaan yang baik akan memberikan efek yang tepat untuk ruangan kita.
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Dipublikasi di general article