Category Archives: rumah mungil

Rumah yang Compact: Rapi dan Rapat

astudioarchitect.com Saya sering menyebutkan di blog astudio ini bahwa rumah-rumah makin mengecil dan harus didesain dengan makin pintar, dimana salah satu istilah yang bisa dipakai adalah ‘compact’. Istilah compact berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘closely and neatly packed together, dense’ atau kurang lebih artinya rumah yang semuanya ‘dekat’ satu sama lain dan diatur dengan rapi meskipun cukup rapat, yang artinya banyak benda harus didesain dengan memperhatikan kebutuhan ruang dan juga ketersediaan ruang untuk masing-masing benda. Bagaimana konsep dan cara mengatur rumah agar compact? Simak pertanyaan dan jawaban berikut ini;

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Apakah Rumah Compact itu? Dan mengapa ada fenomena rumah compact?
Rumah compact adalah tipikal desain rumah yang mengedepankan desain sederhana, tepat guna serta dapat memenuhi kebutuhan mendasar, seperti beristirahat, memasak, makan, bersosialisasi dan berkumpul, serta memiliki fitur rekreatif meskipun dalam skala terbatas.

Rumah compact diakibatkan oleh kebutuhan ruang yang mendasar bagi seluruh keluarga, yaitu jumlah kamar tidur, adanya ruang keluarga, dapur dan ruang makan, serta ruang tamu. Bahkan adanya carport pun turut menentukan besaran ruang yang lainnya dalam rumah compact. Desain rumah seperti ini juga berorientasi kedalam, karena banyak permasalahan yang terjadi diluar rumah seperti tingkat kriminalitas yang tinggi yang menyarankan mereka yang tinggal dikota untuk membangun rumah dengan orientasi ‘kedalam’ area rumah, yaitu memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan, serta unsur taman mungil serta tanaman yang memungkinkan.

Dewasa ini banyak arsitek juga sadar bahwa fenomena ini yang mengadopsi konsep rumah compact ini dengan cara cerdas, diantaranya dengan membuat ruang-ruang yang terasa ‘kosong’ dan ‘terbuka’ untuk memaksimalkan perasaan lapang dalam rumah. Memang rumah tidak benar-benar lapang, namun persepsi penghuni dapat dimaksimalkan antara lain dengan cara:

  • membuat bukaan-bukaan ke arah taman mungil atau taman samping memanjang yang lebar, misalnya dengan jendela lebar-lebar
  • taman mungil atau samping bisa dibuat ditengah rumah atau memanjang, dan seluruh ruangan mendapatkan manfaat maksimal dari adanya taman ini. Pendapat lama bahwa taman ditengah rumah atau disamping yang terkesan tidak ada gunanya atau membuang area rumah tidak relevan lagi. 
  • mengecat rumah dan area dinding dengan warna putih namun tidak menutup kemungkinan muncul warna lain yang menjadi aksen. 
  • desain yang sederhana cenderung menghilangkan kemungkinan pemborosan ruang maupun kesan ruang yang ribet. Contoh nyata; taman buatan dengan model gua-gua atau bukit dengan tanaman menjuntai sepertinya tidak relevan lagi. 
  • meniadakan sekat permanen dan menggantinya dengan sekat yang dapat dilipat atau dipindahkan. Bahkan dengan cara ini ruangan dapat diatur dan dimodifikasi dengan cara mendekorasi ulang sebuah ruangan. 
  • memilih dan membuat perabot yang memiliki beberapa fungsi. Sebuah meja dapat berfungsi sebagai kabinet dan lemari penyimpan pada saat bersamaan, serta juga berfungsi sebagai tempat menaruh buku dan pajangan, semua memungkinkan dengan desain interior yang tepat. 
  • mengelompokkan ruang-ruang dalam area yang tepat, dalam hal ini kamar-kamar tidur bisa ditempatkan di lantai dua (kadangkala tidak diperlukan ruang keluarga di lantai atas), sedangkan ruang keluarga, ruang makan dan dapur diletakkan dibawah dalam satu area. Ada pula yang menaikkan level rumah setinggi misalnya 2,5m agar bagian bawah dapat difungsikan sebagai garasi, kamar asisten atau ruang servis lain. 


Ukuran rumah yang compact
Ukuran rumah biasanya mengikuti kebutuhan dasar dari penghuni. Berapa banyak kamar tidur yang dibutuhkan, karenanya ukuran luas mengikuti kebutuhan ruangan. Apabila lahan tidak memungkinkan untuk dibuat satu lantai karena banyaknya ruangan yang dibutuhkan, maka solusinya tentunya didesain untuk pengembangan vertikal.

Dalam menentukan luar bangunan kita memperhatikan standar nasional yang menyarankan sekitar 9m2 untuk setiap kamar dihuni satu orang, sehingga bila satu kamar lebih dari 1 atau 2, maka harus memperhatikan juga luasannya. Namun memang SNI hanya memperhatikan kebutuhan yang sifatnya lebih ke arah fisik, bukan kebutuhan secara psikologis. Dalam hal ini intuisi perancang yaitu arsitek dan interior desainer harus bekerja memanfaatkan ruang yang ada secara maksimal.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kriteria rumah yang compact dan cara mengaturnya.
Rumah compact biasanya memiliki keterbatasan, terutama dari segi lahan, yang memang tidak besar. Karena itu bila lahannya besar biasanya tidak dikategorikan sebagai rumah compact karena berarti tidak memiliki keterbatasan tersebut. Namun bila lahan yang mungil diselesaikan desainnya menggunakan prinsip desain rumah berlahan luas, tidak akan sesuai bahkan akan terasa sumpek. Karena itu rumah yang compact memiliki jenis desain khusus.

Bila mengacu pada besaran yang disebut rumah compact pada berbagai media blog dan literatur dalam dan luar negeri, kita dapat menggambarkan rumah compact selain dipengaruhi oleh ukuran lahan yang mungil, juga oleh pengaturan ruangan yang rapat dan terorganisir. Karenanya lahan 4x6meter persegi, atau lahan 8x13meter persegi bisa jadi keduanya didesain dengan prinsip rumah compact. Namun lahan 8x13meter persegi tidak bisa didesain dengan cara seperti mendesain diatas lahan 15x25meter persegi, karena akan beda kasusnya dan tidak akan cocok.

Adapun cara mengatur, merupakan topik yang dapat diselesaikan oleh arsitek Anda, tentunya dengan masukan dari Anda sebagai owner dari rumah yang akan didesain tersebut. Cara mengatur rumah compact biasanya unik. Kadangkala dapur benar-benar diletakkan didepan, dan menyusul ruang keluarga merangkap ruang tamu, dan mengutamakan kesan luas dari ruang yang ada ketimbang membuat sekat-sekat. Karena itu rumah compact mungkin membutuhkan kesiapan mental, dalam arti kemungkinan beberapa ruangan yang selama ini dianggap tabu untuk disatukan, misalnya ruang tamu dan ruang keluarga, atau ruang keluarga dan ruang makan, akan disatukan dengan harapan menimbulkan kesan luas tersebut.

Kamar-kamar tidur seringkali diletakkan dalam lantai yang sama, yaitu lantai atas. Mengapa? Karena hal ini akan menyatukannya dalam satu zona. Di lantai 2 tidak perlu memiliki ruang keluarga, mungkin hanya perlu ruang untuk menonton televisi saja. Aktivitas keluarga seperti berkumpul dan makan akan dilakukan di lantai 1.

Yang harus diperhatikan dan dihindari
Yang harus diperhatikan adalah menyatukan ruang-ruang dengan hanya memisahkannya melalui kelompok-kelompok furniture. Sedapat mungkin jangan menggunakan sekat masif seperti dinding bata. Sebuah taman memanjang bisa jadi menjadi sumber cahaya dan hawa yang berlimpah. Meskipun memanjang, misalnya 1 meter memanjang ke belakang, tapi karena tetap difungsikan sebagai taman, maka akan sangat berpengaruh dan memberi dampak positif untuk seluruh ruangan. Jangan menyepelekan fungsi taman meskipun mungil, karena itu bisa menyelamatkan seluruh desain rumah Anda, dan mungkin juga menyelamatkan anggota keluarga dari kemungkinan penyakit pernafasan karena kurangnya cahaya dan hawa alami.

Hindari berpikir denah dengan cara lama. Ingatlah bahwa arsitek Anda mungkin memiliki visi yang tidak bisa Anda lihat sebelumnya.

images via Dezeen
______________________________
by

Arsitek Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.