Kreatif dan Dinamis dengan Batu Alam [buku]


astudioarchitect.com Pustaka Buku Google play books adalah sarana untuk mendapatkan buku yang bisa dibuka melalui tab atau bahkan smartphone dengan layar yang cukup besar. Anda bisa membuka Google Play Books lewat aplikasi Google Play di Android. Dewasa ini membeli buku secara online untuk dibaca melalui tab jadi lebih mudah karena Google memberikan kemudahan untuk membeli buku dengan pulsa. Caranya adalah dengan membeli melalui paket pulsa Telkomsel. Nah, disini saya ingin mengulas tentang salah satu buku yang dijual di Google Play Books. Kreatif & Dinamis dengan Batu Alam, judulnya. Ditulis oleh Tim Penulis Griya Kreasi. Buku ini mengulas banyak batu alam dari mulai proses mendapatkannya, hingga ke pemasangannya. Desain rumah-rumah di Indonesia banyak menggunakan elemen batu alam sebagai penghias, karena unsur batu alam memiliki estetika yang tidak tergantikan, dan juga ketahanannya terhadap cuaca.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

KUTIPAN:

Datanglah ke showroom-showroom yang memamerkan beragam jenis batu alam. Disana banyak pilihan, ada yang berpenampilan unik, menarik, dan lain-lain. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatiikan antara lain jenis batu, keserasian dengan rumah, anggaran biaya, bahan pendukung, dan kreativitas.

A. Perhatikan sifat batu
Batu yang dipajang di showroom showroom terdiri dari berbagai jenis, ukuran,d an harga. Penampilan unik dengan warna alam yang memesona, lebih menarik minat pemilik bangunan sebagai elemen bangunan. Rumah, ruko, rukan, hotel, vila, hingga gedung gedung bertingkat seolah berlomba lomba mempercantik diri dengan barisan dan tempelan batu alam. Akan tetapi, masih pemilik bangunan yang salah kaprah mengaplikasikan batu alam. Sehingga terkesan sembrono. Itu tidak berarti salah. Namun, jika dicermati akan timbul masalah akibat ketidakpahaman tentang batu alam.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Secara kasat mata memang sangat menarik memasang batu alam sesuai keinginan, tetapi pikirkan lagi beberapa hal yang mungkin terjadi kedepannya. Yang perlu diperhatikan antara lain daya tahan, biaya perawatan, dan lain-lain. Jangan hanya karena batu berwarna ngejreng menarik atau hanya mengikuti tren yang ada.

Dalam memilih batu alam yang perlu diperhatikan pertama kali adalah sifat batu tersebut, Solid atau non solid. Batu yang bersifat solid umumnya untuk elemen eksterior maupun interior. Batu jenis itu sifat fisiknya padat, kuat, keras, dan tidak mudah patah. Batuan itu juga tidak menyerap air karena tidak mempunyai pori-pori, atau bersifat porositas. Keunggulan lainnya batu solid tidak mudah berlumut karena tidak ada ruang untuk air dari udara masuk, sehingga sesuai untuk elemen eksterior. Contoh dari batu Solid yaitu batuan beku dan batuan malihan (metamorf). Yang termasuk di dalam jenisnya yaitu andesit, pacitoroso dan lain-lain.

Batu non Solid lebih cocok sebagai elemen interior dan elemen yang tidak terkena matahari secara langsung. Sifatnya yang porositas lembut dan mudah patah membuat batuan yang sulit mudah dibentuk. Bahkan ada yang menjadikan ornamen atau relief seperti batu Candi dan paras Jogja. Sifat porositas menyebabkan air mudah terserap dan udara masuk. Itu sebabnya gampang berlumut.

Umumnya batu nonsolid cerah dan menarik sehingga penghuni rumah kerap condong memasang sebagai elemen eksterior. Hal tersebut sah-sah saja asalperlu perlakuan khusus seperti dicoating. Sebab batu non solid tidak tahan terhadap kondisi cuaca yang ekstrim. Contoh batu non solid adalah batuan sedimen, antara lain Batu Paras Jogja, Kebumen, Palimanan, paras Taro dan lain-lain.

B. Serasikan dengan gaya rumah 
Pemilihan batu alam harus disesuaikan dengan tema atau gaya rumah. Bangunan bergaya minimalis sebaiknya menggunakan batu alam berwarna kalem tekstur polos, sehingga terlihat menyatu dengan gaya bangunan, misalnya batu andesit, Purwakarta dan salagedang. Pola pemasangan yang terkesan rapi dan simple seperti susun sirih, bujursangkar, kombinasi dan lurus sangat cocok untuk rumah bergaya minimalis.

Bangunan bergaya Eropa klasik atau Mediterania sebaiknya menggunakan batu alam yang bersifat semi formal dan terkesan elegan tapi kokoh, misalnya Batu pacitoroso, Bali Palimanan dan paras Jogja.
Bangunan bergaya tropis sebaiknya menggunakan batu alam dengan pola pemasangan yang terlihat fleksibel dan tidak kaku seperti pola koboi Bandung dan pola acak. Untuk batu alam nya di pilih warna yang kalem atau gelap seperti batu andesit Purwakarta, salagedang dan lain-lain.

Bangunan bergaya tradisional modern sebaiknya menggunakan bahan batu alam yang mempunyai sifat lebih alami seperti batu kali belah, candi belah, salagedang, Purwakarta dan bronjol pelabuhan. Batu-batu tersebut dapat disusun secara acak agar terlihat alami.

C. Sesuaikan dengan anggaran yang tersedia 
Harga batu alam bervariasi. Semakin Solid batu alam harga kian tinggi berkisar antara Rp55.000 sampai dengan rp170.000 per m2. Ini belum termasuk upah pemasangan dan transportasi. Namun banyak showroom batu alam yang menawarkan paket harga. Biasanya paket tersebut sudah termasuk batu alam, biaya pemasangan dan ongkos kirim. Harga bervariasi mulai dari Rp300.000 sampai dengan Rp800.000. Jenis batu dan pola pemasangan menentukan tinggi rendahnya harga yang ditawarkan. Untuk itu jika hendak membeli batu alam terlebih dahulu jika dana terbatas, kombinasikan batu alam yang mahal dan yang ekonomis.

D. Cermati bahan-bahan yang digunakan. 
Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan selain batu alam seperti adonan atau spesi, Coating dan ornamen. Pemilihan adonan atau spesi menentukan kualitas pemasangan batu alam. Saat ini banyak dijumpai semen khusus untuk adonan atau spesi. Memang harga yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan menggunakan semen biasa dan pasir pada perbandingan 1 banding 3. Namun dengan semen khusus hasil akan lebih. Batu tidak mudah terlepas dari bidang. Di samping itu ada yang perlu diperhatikan, yaitu Seberapa luas bidang yang akan dipasangi batu alam. Jika bidangnya dianggap terlalu luas sebaiknya semen dan pasir 1 banding 3. Jika bidangnya sempit, bisa menggunakan semen khusus. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat harga semen khusus lebih mahal.

Penggunaan Coating bertujuan sebagai aksesori dan pelindung batu alam dari cuaca tidak menentu. Untuk elemen interior sebaiknya tidak perlu di coating. Sedangkan untuk elemen eksterior perlu dicoating. Saat ini tersedia berbagai macam merk coating di pasaran. Peminat batu alam tinggal memilih glossy atau doff.

Ornamen relief tidak mesti digunakan namun bagi seseorang yang memiliki jiwa seni tinggi aplikasi ornamen pada batu alam menjadi penting. Biasanya ornamen dipasang pada bidang yang luas sehingga tidak terkesan monoton. Bentuk ornamen bermacam-macam seperti flora fauna, pemandangan, relief dan abstrak. Ornamen dengan berbagai macam bentuk itu biasanya terbuat dari batu paras Jogja.

KLIK DISINI untuk preview buku
dalam Google Books

___
by

Arsitek Probo Hindarto
081 252 447 53
© Copyright 2015 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Tinggalkan komentar