Category Archives: RAB

Merencanakan rencana anggaran biaya atau RAB

astudioarchitect.com Rencana anggaran bangunan diperlukan untuk menentukan berapa banyak biaya yang diperlukan sehingga lebih terencana. Rencana anggaran biasanya direncanakan oleh kontraktor atau juga arsitek. Apabila direncanakan oleh kontraktor maka biasanya merupakan rencana anggaran biaya yang di proposal kan untuk membangun sebuah rumah sedangkan apabila dibuat oleh arsitek biasanya merupakan perkiraan dari biaya membangun versi arsitek.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Menurut pengalaman ada banyak orang yang menanyakan tentang biaya membangun rumah kepada kontraktor secara langsung kira kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah per meternya. Hal ini sebenarnya bisa saja untuk dilakukan mengingat biasanya kontraktor sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak untuk memperkirakan harga  per meter bangunan. Namun sebenarnya itu tidaklah cukup tepat karena yang terbaik adalah desain dibuat dahulu baru kemudian rencana anggaran bisa dirumuskan. Demikian pula desain sebenarnya dari awal sudah harus dipikirkan untuk memperhitungkan masalah budget atau berapa dana maksimal yang dapat digunakan hingga arsitek bisa mendesain sesuai dengan pendanaan yang ada.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Rencana anggaran bangunan dibuat dengan memperhitungkan harga terkini dan perhitungan fluktuasi harga yang mungkin terjadi di pasar selama waktu pembangunan. Perhitungan rencana anggaran harus memperhitungkan harga satuan material, harga tukang atau pekerja, waktu pekerjaan, dan juga faktor faktor lain yang berpengaruh pada saat pelaksanaan pembangunan. Biasanya rencana anggaran bangunan dibuat dalam bentuk kolom kolom dan lajur lajur perhitungan volume dan satuan pekerjaan. Perhitungan rencana anggaran bangunan didapatkan dari penjumlahan hasil perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan.

Perhitungan volume pekerjaan itu berdasarkan harga satuan dari material dan harga pengerjaan tukang dan lama pengerjaannya. Adapun untuk volume pekerjaan di hitung berdasarkan satuan dari material tersebut. Material yang dihitung berdasarkan m3 misalnya pasangan batu kali, pasangan batu bata, pasangan kusen dan sebagainya. Volume pekerjaan yang dihitung berdasarkan meter persegi misalnya adalah pekerjaan finishing plester, pasangan lantai, pasangan plafon, pasangan atap dan juga pengecatan. Volume pekerjaan yang dihitung dalam jarak meter atau satuan memanjang disebut juga dalam bahasa lapangan; meter lari. Contoh pekerjaan yang dihitung berdasarkan meter lari misalnya pekerjaan lis, pipa, kabel dan nok genteng. Ada juga material bangunan yang dihitung dengan satuan 2 seperti fitting lampu, saklar dan keran air. Selain itu ada juga material yang dihitung berdasarkan satuan unit seperti meja dapur dan kitchen sink.

Rencana anggaran bangunan biasanya disampaikan oleh kontraktor pada saat memulai pembangunan yaitu saat akan menandatangani kontrak. Penandatanganan kontrak yang disediakan oleh kontraktor atau pemborong harus melalui tahapan mencermati atau mempelajari rencana anggaran bangunan.

___
by

Arsitek Probo Hindarto
081 252 447 53
© Copyright 2015 astudio Indonesia.
All rights reserved.