Monthly Archives: Agustus 2014

Desain interior kafe di sebuah Mall Surabaya

astudioarchitect.com Desain kafe ini merupakan proposal untuk sebuah kafe di sebuah Mall di Surabaya. Desain didasarkan pada bentuk ruangan yang memang tidak beraturan, dimana terdapat juga beberapa kolom yang berada ditengah ruangan. Hal ini diatasi dengan menggunakannya sebagai sarana pemisah cluster beberapa meja dan kursi.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Pemilik menghendaki untuk terdapat area utama berupa ruang kafe dengan meja kursinya, serta sebuah bar dengan meja kasir dan dapur. Semua menggunakan material ekspos berupa kayu palet. Jenis kayu memberikan kesan rustic yang dipadukan dengan warna-warna lain seperti warna putih, biru, hitam dan warna gradasi kayu.


Simak videonya di atas.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kesan yang ingin dicapai dari desain kafe ini adalah nuansa tenang dan santai, yang didapatkan dari suasana pencahayaan dari lampu dan ornamentasinya. Gaya kafe yang santai ini juga didukung oleh partisi-partisi bergaya kafe di Inggris. Dalam desain ini yang ditekankan adalah menambahkan furniture kepada ruang yang ada, dimana langit-langit tidak didesain ulang karena permintaan pemilik. Karena itu, beberapa fitur pencahayaan ditambahkan seperti aksen lampu neon dan lampu gantung.

Nuansa santai dengan pengelompokan meja kursi akan menjadikan pengunjung nyaman dan betah. 

Perencanaan perletakan perabot dan display menu dan background ditambahkan untuk meningkatkan suasana ruang kafe. 
Informasi Desainer Interior:

Arsitek Probo Hindarto
081 252 44 753 (also via whatsapp)
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Contoh pintu yang berfungsi ganda sebagai jendela

astudioarchitect.com Bila pintu atau jendela memiliki ruang terbatas, kita bisa mencoba cara ini. Contoh pintu jendela ini dari salah satu proyek terbangun kami dimana merupakan sebuah pintu yang bagian atasnya berfungsi sebagai jendela. Terdapat dua bagian atas dan bawah, dimana bagian atas merupakan jendela, dan bagian bawah sebagai pintu. Bila ditutup semua, terkesan seperti pintu dengan jendela kaca seperti biasa, namun bila dibuka bagian atasnya, akan terlihat fungsinya sebagai jendela.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Gerendel atau pengunci memakai jenis Rambuncis, yang berguna untuk mengunci sekaligus sebagai pegangan (handle) daun jendela bagian atas.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bagi Anda yang ingin menghemat biaya pembuatan pintu dan jendela, cara ini cukup tepat digunakan. Pada kasus bangunan ini, merupakan sebuah kamar kos sehingga desain pintu jendela cukup efektif dari segi biaya, serta tepat guna untuk kebutuhan kamar kos dengan ukuran 2,8×3,5m ini.

Ketika daun jendela membuka, ‘ditangkap’ oleh penghenti pintu ‘door stopper’ yang dipasang di bagian atas sehingga daun jendela tidak berbunyi dan membentur tembok. 

Inilah saat pintu jendela berfungsi jendelanya ketika dibuka bagian atasnya. 

Bagian bawah, berfungsi seperti pintu biasa dengan pegangan / handle biasa. 

Ini saat semua bagian dibuka. 

Penampakannya dari bagian luar

______________________________
by

Arsitek Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Gaya Modern Minimalis,Bentuk Mengikuti Fungsi – Sebuah artikel di Bali Post

Ini adalah sebuah artikel di koran Bali Post, rupanya ditulis berdasarkan tulisan-tulisan saya di web. – ADA banyak desain arsitektur rumah. Ada gaya minimalis, klasik, mediteranian, art deco, kontemporer, sampai modern minimalis. Di tengah krisis kini, banyak pihak pengembang mulai melirik gaya rumah modern minimalis. Kecenderungan ini di antaranya dikemukakan direktur sebuah perusahaan pengembang di Jakarta, Pandu Gunandito. Katanya, di samping lantaran krisis yang melanda kini, pasar sudah sedikit jenuh dengan desain yang “hanya” minimalis — tidak ada embel-embel “modern” — yang jadi trend pada 2008. Karenanya, pada 2009 ini pihaknya membangun desain rumah minimalis modern. Tujuannya agar masyarakat yang membeli rumah di kawasan perumahan lebih bangga karena desain rumah mereka sangat up date.

Gaya minimalis itu sendiri pernah booming pada era 1980-an. Namun, ketika kembali teraplikasi di abad ke-21, pasti sudah dimodernisasi dengan beberapa penambahan. “Pada saat ini konsep arsitektur minimalis lebih banyak dipadukan dengan bahan atau material modern dan dengan gaya yang lebih dinamis, yaitu dengan pemakaian bentuk-bentuk arsitektural yang lebih bervariasi serta tidak kaku. Jika kita lihat bentuk arsitektur tahun 1980-an, di situ gaya minimalis mengarah ke konsep art deco, dengan bentuk-bentuk yang lebih kaku dan monoton,” tutur arsitek Sanny Kurniadi.

Ditambahkan Probo Hindarto dari Astudio, “Prinsip arsitektur modern minimalis sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur form follow function atau bentuk mengikuti fungsi. Karena itu, bentuk-bentuk yang tidak perlu dihilangkan. Namun, di Indonesia, kita mendapati ornamentasi atau hiasan-hiasan masih banyak digunakan dan minimalisme telah menjadi sebuah gaya arsitektur yang berdiri sendiri.” Kadang-kadang, lanjut Probo, gaya minimalis dianggap sebagai istilah pengganti untuk gaya arsitektur modern. Hal ini bisa dipahami karena kebudayaan Indonesia sarat dengan ornamentasi atau hiasan.
modern living

Tips dan Trik
“Masukan” gaya modern dapat dilakukan melalui pemilihan cat interior maupun eksterior, pemilihan furniture, serta pernik atau aksesori yang dapat menambah nilai estetika rumah minimalis.
Tiap ruang hendaknya fungsional, juga memiliki ambience yang mendukung kegiatan di dalamnya. Soal furniture, Probo memiliki tips dan trik menata rumah bergaya modern minimalis untuk Anda. “Biasanya sesuai dengan sifatnya, furniture yang kita gunakan juga simpel, fungsional, dan tidak berornamen atau tidak ada hiasan sama sekali. Jika kita menggunakan furniture berornamen, maka kesan modern dari desain sebuah ruangan bisa kacau,” papar Probo.

Masih menurut Probo, Anda bisa memilih kursi kayu dengan jok suede berwarna gelap atau sofa berwarna cerah seperti peach, marun, dan krem berukuran besar maupun sedang untuk diletakkan di ruang keluarga. Bentuk lampu gantung ataupun standing lamp modern melengkung juga bisa diaplikasikan untuk mendukung tata desain modern.

“Pada prinsipnya, untuk sebuah ruangan bergaya modern, pada saat mendesain interior ruangan itu, seringkali kita harus masuk ke dalam ruangan dan merasakan sendiri atmosfer ruangan tersebut,” katanya. Jika orang terlalu sering berada dalam sebuah ruangan, misalnya karena dia pemilik rumah tersebut, maka dia boleh jadi sering kehilangan sense of space seperti jika kita pertama kali masuk ke sebuah tempat.

“Masih senapas dengan kampanye go green yang berkumandang di penjuru dunia, hendaknya rumah Anda memiliki taman,” imbuh Probo. Jika memiliki lahan sisa, jangan disia-siakan. Kita bisa segera menanaminya dengan tanaman yang sejuk dan rindang saat ini juga. Jika tanah di sekitar rumah tidak ada lagi yang bisa digunakan sebagai taman, kita bisa menggunakan pot-pot tanaman yang digantungkan atau diletakkan di mana saja. Bahkan kita bisa meletakkan pot kecil berisi tanaman di meja kerja rumah atau pojok ruang tamu. (sdo/nsa/tin)

____________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

Memilih Rumah atau Apartemen?

astudioarchitect.com Bagi yang tinggal di kota, terutama kota besar dimana terdapat pilihan untuk membeli rumah atau apartemen, biasanya memerlukan waktu tersendiri untuk memutuskan membeli yang mana. Kemudahan, lokasi atau faktor lahan menjadi pertimbangan yang patut untuk dipikirkan secara matang. Simak 6 poin wawancara mas Hasto dari Tabloid Nova dengan Probo Hindarto berikut ini.

Atas: Tabloid Nova edisi Lebaran, Juli 2014

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

1.  Mana yang lebih baik, membeli apartemen ataukah membeli rumah tinggal?

Dalam memilih rumah atau apartemen, kita harus melihat kepada kebutuhan saat ini. Baik rumah maupun apartemen biasanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang dapat menentukan banyak hal. Rumah tinggal biasanya dipilih karena alasan tertentu terutama karena memiliki fleksibilitas dalam pengembangan lahan, dalam arti rumah dapat dibangun atau dikembangkan sesuai kebutuhan. Namun seiring dengan makin sedikitnya lahan di perkotaan, rumah baru di kota makin jarang tersedia dan apabila menghendaki untuk memiliki rumah baru maka harus merenovasi atau membangun ulang bangunan rumah di lahan perkotaan atau membeli di daerah pinggiran kota.

Kebutuhan dewasa ini tidak hanya memerlukan tempat tinggal yang nyaman namun juga dekat dengan tempat kerja dan fasilitas kota lainnya. Perkembangan apartemen menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan tempat tinggal dalam kota namun dengan pengembangan vertikal. Pengembangan vertikal memiliki nilai lebih karena dengan keterbatasan lahan dapat menampung lebih banyak hunian dalam keterbatasan lahan sehingga lebih banyak orang memiliki akses dalam kota.

2.  Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing?

Dari masing-masing jenis hunian, rumah atau apartemen memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Rumah, memiliki kelebihan yang tidak bisa dimiliki oleh hunian jenis apartemen berupa adanya lahan yang dapat dikembangkan secara horisontal ataupun vertikal. Apabila memiliki lahan sisa, rumah dapat dikembangkan secara horisontal. Sedangkan apabila tidak memiliki lahan sisa, rumah masih dapat dikembangkan secara vertikal atau bertingkat. Hal ini berbeda dengan apartemen yang tidak memiliki kemungkinan pengembangan tersebut. Apartemen hanya bisa dikembangkan kebagian dalam ruang interiornya, dalam arti tidak memiliki kemungkinan dikembangkan secara vertikal atau horisontal. Apartemen tdak memiliki kemungkinan dikembangkan dari segi menambah luas bangunan.

Rumah juga memiliki kelebihan berupa kemungkinan untuk menanam tanaman dan merasakan unsur iklim dengan lebih banyak. Ini artinya dengan memiliki rumah, kita masih bisa merasakan perasaan sentimental dengan memiliki elemen rumah seperti jendela, pintu, taman yang merupakan elemen rumah berkaitan dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan. Di apartemen, kita juga bisa memiliki jendela bahkan ada apartemen-apartemen dengan jendela kaca yang sangat lebar. Namun biasanya apartemen memiliki kekurangan karena terasa terlalu modern bagi sebagian orang. Unsur-unsur sentimental dari gaya arsitektur yang bisa diterapkan dalam rumah tinggal menjadi hilang.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kekurangan memiliki rumah adalah bahwa lahan semakin sedikit, yang artinya untuk memiliki rumah di kota kita harus membeli rumah lama dan merenovasi atau membangun baru lagi. Hal ini akan menambah kebutuhan dana dan tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.

Kelebihan apartemen adalah dari sisi lokasi, biasanya merupakan lokasi yang baik dan dapat dijangkau dengan mudah didalam kota, bahkan berada di lokasi-lokasi yang tidak mungkin untuk didirikan rumah karena faktor harga lahan. Disamping itu dalam gedung apartemen biasanya terdapat beberapa fasilitas yang sengaja direncanakan, seperti minimarket, kolam renang, taman atau jogging track, kafe dan restoran, dan sebagainya. Penghuni apartemen biasanya memiliki akses kepada fasilitas tersebut dengan mudah. Lain dengan rumah diatas tanah, yang biasanya harus menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkan fasilitas yang sama, terutama apabila berada di kompleks perumahan atau di jalan kampung.

Kekurangan apartemen adalah tidak memiliki lahan sisa dan tidak memiliki akses yang banyak kepada alam dan lingkungan, sehingga anak yang dibesarkan di apartemen biasanya tidak banyak mengenal lingkungan seperti taman, sungai, atau sekedar binatang kecil seperti burung atau serangga, yang sebenarnya memiliki faktor psikologis juga. Kadangkala seorang yang hidup butuh untuk menemui alam sejenak dan merasakannya dengan cara yang meditatif atau kontemplatif (untuk orang dewasa), dalam kasus anak biasanya membutuhkan area bermain di taman rumah. Meskipun tidak memiliki lahan, biasanya biaya operasional atau bulanan untuk kebersihan dan perawatan apartemen juga lebih mahal.

Kekurangan apartemen juga adalah karena keterbatasan luasan interior, dan dengan demikian harus didesain atau diatur sedemikian rupa. Apartemen yang terbatas apabila dipaksakan untuk memiliki lebih banyak kamar biasanya akan berakibat ruang hidup yang sangat terbatas dan mengurangi area ruang tamu atau ruang keluarga. Keterbatasan ini juga seringkali berwujud dapur atau ruang keluarga yang terlampau mungil. Kesemua itu harus didesain dengan cermat.

3. Faktor apa saja yang harus diperhatikan saat hendak membeli apartemen? Mana yang menjadi prioritas?

Faktor lokasi harus diperhatikan dalam memilih apartemen, selain itu fasilitas didalamnya serta kelayakan pengembangnya. Faktor desain dalam apartemen sebaiknya menjadi prioritas saat membeli apartemen. Selayaknya perumahan, tata letak atau lay out denah ruang menjadi pertimbangan yang cukup penting. Lay out dapat menjadi pertimbangan dalam memilih apartemen karena dari desain denah ini Anda akan mengembangkannya menjadi desain interior.

4. Faktor apa saja yang juga harus diperhatikan saat hendak membeli rumah tinggal?

Faktor lokasi adalah yang paling penting, dimana lokasi rumah harus disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan yang dimiliki. Pilihlah lokasi terbaik yang dapat dicapai dengan dana yang dimiliki. Dalam memilih perhatikan dengan pertimbangan apakah Anda membeli suatu lahan atau rumah. Apabila pertimbangan utama adalah dekat dengan berbagai fasilitas dan lokasi yang baik di kota, maka bersiaplah untuk menyiapkan dana yang lebih banyak. Apabila pertimbangan utama memilih adalah karena luas lahan atau sebab lain seperti lingkungan yang mendukung seperti perumahan yang tidak padat penduduknya, maka biasanya pendanaan lebih rendah daripada rumah didalam kota yang sudah ramai.

Banyak orang memilih rumah didalam kota dengan tujuan dekat dengan sekolah dan tempat kerja, dan adapula yang memilih rumah agak dipinggiran kota atau didesa dengan pertimbangan harga beli yang tidak terlampau tinggi, dan memiliki banyak kemungkinan atau lahan sisa yang dapat dikembangkan seperti menambah ruang-ruang dan menumbuhkan banyak taman.

5.  Secara umum, bisakah pemilik apartemen melakukan pengembangan/renovasi, seperti pada rumah hunian? Apa saja yang bisa dikembangkan?

Mengembangkan apartemen biasanya hanya bisa dilakukan didalam ruang interior apartemen tersebut, yaitu dengan merubah tata letak dan interiornya. Apartemen hampir tidak memiliki lahan tambahan yang memungkinkan untuk menambah ruang secara horisontal atau pengembangan rumah dengan memperluasnya. Apartemen biasanya juga memiliki batasan untuk tidak mengubah struktur bangunan sama sekali, karena struktur tersebut berkaitan dengan kelangsungan dan kekuatan bangunan dibawah dan diatas unit apartemen tersebut. Karena itu bahkan memaku tembok biasanya dilarang apalagi menghilangkan tembok atau kolom. Yang bisa dilakukan adalah mengubah atau merenovasi sekat ruang, atau merubah interiornya dengan membuat tata furniture yang baru. Merubah interior apartemen juga bisa dengan cara merubah suasananya dengan misalnya mengubah dekorasi dan wallpaper.

6. Sebagai sebuah investasi, mana yang lebih menguntungkan, membeli apartemen atau membeli rumah tinggal?

Sebagai investasi, kedua jenis hunian memiliki keuntungan berbeda sesuai dengan faktor-faktor yang melingkupinya, seperti lokasi dan perkembangan disekitar hunian tersebut. Belakangan apartemen disebut-sebut memiliki tingkat investasi yang lebih menguntungkan dibandingkan rumah tinggal, karena apartemen bisa disewakan dan bisa dijual dengan harga tinggi.

Dalam membeli rumah, biasanya memiliki kemungkinan variasi yang berbeda dari pemilihan lokasi saja. Lokasi yang baik akan memberikan kenaikan harga yang signifikan dan berlipat dalam beberapa tahun, sehingga memiliki rumah dilokasi emas akan memberikan keuntungan dari kelipatan harga rumah. Sebuah rumah bisa saja berharga tinggi namun kelipatannya cukup besar bisa dua kali lipat bahkan 5 kali lipat dalam 1-5 tahun sehingga Anda bisa beranggapan bahwa membeli rumah sama dengan mengembangkan investasi dengan cepat.

Apabila memilih lokasi dipinggiran kota, investasi Anda kemungkinan besar merupakan investasi gaya hidup, dengan mengharapkan bahwa memiliki rumah didaerah pinggir kota atau pedesaan dapat mengembalikan gaya hidup yang bersahabat dengan alam. Karena biasanya bisa memiliki lahan yang lebih luas, maka bisa diharapkan untuk mengembangkan lahan menjadi rumah lebih luas. Namun bila Anda mengharapkan kelipatan yang terlalu tinggi, biasanya tidak terjadi dengan cepat. Lokasi dipinggiran kota juga memerlukan biaya transportasi lebih banyak apabila lokasi sekolah anak atau tempat bekerja berada didalam kota atau jauh dari rumah. Sejak keinginan membeli, sebaiknya juga dihitung biaya transportasi tersebut dan juga kemungkinan kehilangan waktu di jalan yang cukup banyak. Biaya transportasi ditambahkan dengan biaya pembelian rumah berikut cicilannya apabila terlalu besar maka sebaiknya Anda memikirkan untuk membeli rumah di kota yang meskipun berharga lebih mahal tetapi biaya transportnya lebih kecil.

______________________________
by

Arsitek Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Kampung dan Intuisi

astudioarchitect.com Studio kami pernah mendesain sekaligus membangun rumah tinggal yang letaknya di sebuah kampung. Ia berada di depan sebuah gang sempit. Rumah tersebut unik karena pemiliknya lumayan peduli akan lingkungan sekitarnya. Rumah itu berada di ujung gang kecil. Di belakangnya terdapat puluhan rumah. Gang itu tidak lebar, hanya 1 sampai 1,5 meter. Namun pejalan kaki, motor, gerobak dagangan, bahkan keranda mayat keluar masuk melalui gang tersebut. Pemilik rumah memberikan kontribusi kepada lingkungan dengan mengorbankan tanah miliknya agar gang di samping rumahnya menjadi lebih lebar. Ia merelakan tanah milik keluarganya untuk warga yang berada di belakang rumahnya.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Saya mendapatkan kesan bahwa gang seperti itu tidak direncanakan dengan matang, sebagaimana kita arsitek mendesain bangunan secara mendetail. Hal itu mendorong saya untuk mengamati bagaimana kampung seperti ini berkembang dan bagaimana intuisi berperan.

Saya melakukan pengamatan pada perkampungan padat disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Tujuannya adalah melihat bagaimana ia mempertahankan diri dan menggunakan sumber daya dari sungai itu sebaik-baiknya. Saya menyukai dan menikmati arsitektur yang terbatas dan penuh resiko, karena justru dari arsitektur seperti ini kita bisa melihat material, konstruksi, penggunaan ruang yang paling optimal dengan berbagai keterbatasan.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dari pengamatan sederhana mengunjungi daerah aliran sungai yang dimanfaatkan sebagai permukiman, saya melihat tiga hal: pertama, banyak orang terpaksa menggunakan daerah aliran sungai sebagai tempat hidup yang tentunya tidak layak karena berbahaya saat hujan deras. Kedua, terjadi kerusakan lingkungan karena daerah pemukiman menyebabkan tidak adanya penyerapan air dan erosi tanah terus menerus. Ketiga, daerah aliran sungai menimbulkan jenis arsitektur rakyat atau kampung yang memiliki jenis estetika dan penyelesaian arsitekturalnya sendiri yang intuitif.

Saya menganggap yang ketiga adalah bagian terbaik dari fenomena daerah aliran sungai. Bukan berarti saya setuju dengan penggunaan daerah aliran sungai sebagai permukiman, tapi karena pada kondisi tersebut kita bisa melihat nilai-nilai desain muncul karena keterbatasan dan keunikan kondisi lahan.

Daerah aliran sungai yang biasanya berkontur menyebabkan rumah-rumah dibangun mengikuti kontur. Terkadang rumah harus naik dengan tangga yang curam dan karena itu menimbulkan nuansa ruang yang tidak diatur melalui standar standar baku arsitektur. Banyaknya arsitektur dan ruang yang eksperimental ini memberikan pengetahuan arsitektur yang tidak bisa didapatkan dari buku. Seperti misalnya tangga yang tidak memiliki bordes dan anak tangga setinggi 30 sampai 40cm. Saya membayangkan susahnya orang yang sudah tua untuk hidup di daerah seperti ini. Bahan material seadanya juga menjadi jenis arsitektur trial and error yang patut diperhatikan. Arsitektur kampung menyadarkan kita bahwa pada kondisi tertentu, manusia dapat beradaptasi.

Intuisi
Untuk ‘membaca’ fenomena kampung atau permukiman padat, kita bisa melacaknya melalui kecenderungan perkembangan kampung. Contohnya kampung tradisional di Jawa yang biasanya tumbuh dari rumah-rumah yang dibangun dengan jarak cukup berjauhan.

Dinamika kehidupan keluarga membuat bagian dan elemen rumah-rumah tersebut mengalami berbagai pergeseran fungsi. Kelahiran, anak yang beranjak dewasa, menikah, berkeluarga, bahkan meninggal, semua punya konsekuensi terhadap penataan di dalam rumah. Hal itu menyebabkan munculnya berbagai kebutuhan baru yang harus dipecahkan. Anak yang menikah dan kebanyakan masih hidup dengan orang tua mereka akan menempati rumah yang sama. Tak jarang dua tiga keluarga hidup dalam sebuah rumah. Morfologi denah bertambah secara intuitif dengan cara melebar dan menciptakan pintu baru. Adakalanya pintu-pintu tersebut mewakili satu keluarga. Masih berada di bawah satu atap, namun pintu dibuka ke arah yang berbeda sebagai jalan masuk untuk masing-masing keluarga.

Banyak perubahan terjadi seperti kelahiran, pernikahan,kematian, serta kepindahan. Pindah rumah, menjual rumah dan datangnya penghuni baru menimbulkan konsekuensi baru yang tak kalah rumitnya. Pintu-pintu yang menghubungkan rumah bisa ditutup, dibuka, dan dihubungkan untuk mengakomodasi datangnya kehidupan baru ini. Demikian pula warna hidup yang semakin bertambah dengan datangnya karakter manusia yang lain. Contohnya tetangga yang terlalu dekat menimbulkan konflik baik psikologis maupun spasial.

Sebuah rumah dalam kampung campin berkembang dengan cara ini. Misalnya satu rumah dengan dua kamar dan tujuh anak, yang melebar dengan perluasan horizontal dan vertikal dengan masing-masing pintu untuk keluarga yang berbeda. Rumah berkembang dengan ‘cair’ dan intuitif untuk meletakkan ruang-ruang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya desain yang secara arsitektural bisa dikatakan matang. Pintu, jendela, dan jalan terhubung sesuai kebutuhan, semuanya berdasarkan intuisi. Belokan-belokan tercipta di antara kepadatan rumah yang disebut kampung.

Perumahan:  Sebuah kampung yang didesain

Apabila kita membaca “kampung” sebagai suatu perkembangan perumahan yang intuitif, jenis perumahan yang ‘didesain’ sejak  awal layak dijadikan pembanding. Perumahan baru adalah cikal bakal kampung dengan morfologi penataan yang lebih tertata. Ia berbeda dari kampung yang berkembang secara intuitif. Perumahan dibeli dengan lahan terpetak-petak. Antara rumah satu dengan lainnya memiliki kesamaan. Bila kita saksikan kecenderungan perumahan saat ini, pola perkembangannya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi baru yang pada dasarnya memiliki dinamika sedikit berbeda dari kampung yang intuitif. Namun di antara keduanya tetap ada benang merahnya yaitu intuisi.

Petak-petak lahan yang terbagi dengan jelas menimbulkan perasaan akan teritorial yang lebih kuat daripada dikampung yang tidak didesain sejak awal. Perumahan merupakan template yang dapat dikembangkan sesuai dinamika dalam keluarga yang mendiaminya, terutama untuk perumahan menengah kebawah. Dewasa ini banyak rumah-rumah dijual dengan tipe kecil yang secara umum belum dapat mewadahi kebutuhan ruang keluarga pada umumnya. Tipe 21 dan 36 seringkali dibangun tanpa dapur. Hal itu menyebabkan perubahan morfologi pasti terjadi dengan unik. Template denah rumah akan bertambah sesuai dengan kebutuhan mendasar seperti dapur, tambahan ruang kamar tidur, teras, carport, dan sebagainya.

Rumah di perumahan merupakan cikal bakal dari rumah yang dapat berkembang sebagai bagian dari kampung yang lebih tertata, yang kebanyakan perkembangannya juga dipengaruhi intuisi penghuninya. Tidak ada rumah di perumahan yang dikembangkan dengan cara sama menunjukkan bahwa masing-masing pemilik punya kecenderungan dan karakter berbeda. Tidak ada orang yang ingin disamakan dengan orang lainnya. Mirip seperti fashion, orang cenderung ingin berbeda untuk menunjukkan kepribadian dan cita rasa yang dimilikinya.

Semakin lama, sebuah kampung intuitif atau perumahan yang didesain dari awal akan semakin terbentuk secara sosial maupun spasial. Biasanya para penghuni secara intuitif menyelesaikan problem-problem berdasarkan pengalaman dan impuls dari dunia intrinsik individu. Kampung makin ‘mendewasa’ dengan makin banyaknya kejadian, seperti kelahiran, kematian, pencurian, acara bersama, masalah lingkungan, dan sebagainya.

Kampung-kampung kadangkala menjadi arena yang mirip seperti sebuah keluarga besar lengkap dengan orang-orangnya yang menyenangkan, menyebalkan dan segudang hal alami kemanusiaan lainnya. Adanya kelahiran, perkawinan, kematian dan hal-hal yang harus diselesaikan bersama adalah hal-hal yang makin mempererat jalinan dan hubungan antar manusianya itu.

Kampung adalah sebuah konteks kebudayaan yang alami dan intuitif, dimana intuisi ini adalah bagian yang paling sering dipandang ‘primitif’ yang banyak bertentangan atau kurang sesuai dengan standar arsitektur dari pengetahuan yang modern.

Arsitek banyak bekerja dengan standar, petunjuk, dan handbook, berusaha untuk mengeliminasi trial and error dalam bekerja dengan intuisinya saat mendesain. Meski begitu, bila belajar dari kampung yang intuitif, kita akan sering tersenyum karena menyadari bahwa intuisi murni dapat menyelesaikan masalah dengan cara kanak-kanak. Misalnya seperti anak tangga setinggi 40 cm itu.  Dengan membuat asumsi bahwa manusia bisa beradaptasi atau menerima keadaan dan menggunakan pikirannya tanpa henti untuk menyelesaikan masalah.

Nampaknya tubuh kita didesain agar bisa menerima serangkaian penyelesaian arsitektural non standar yang intuitif dan asumtif.  Barangkali untuk mengingatkan bahwa dulu manusia pernah hidup di gua yang tidak memiliki standar arsitektural. Seringkali desain dan konsep modern justru mengabaikan kemungkinan-kemungkinan intuitif itu, namun rasanya bila kembali kepada sifat alami manusia, dorongan intuitif untuk meng’kampung’ akan menemukan jalannya bila diberi kesempatan.

*) Artikel ini juga dimuat dalam konteks, media informasi arsitektur

______________________________
by

Arsitek Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.

10 Bangunan berbahan bambu paling menarik

astudioarchitect.com Bambu, adalah material yang murah dan mudah didapatkan dinegeri kita, meskipun demikian bambu kurang diminati sebagai material bangunan karena kesannya yang murah dan merupakan material bangunan yang tidak tahan lama. Namun apa yang dilakukan oleh para arsitek ternama ini barangkali bisa menjadi referensi bangunan bambu paling menarik saat ini, versi Dezeen.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

1 Courtyard Teahouse

Bangunan bambu ini memberikan kesan seolah bambu adalah material yang tidak kalah bergengsi dengan material lainnya seperti beton atau baja. Karya ini merupakan rumah teh terapung di Yangzhou, oleh arsitek HWCD Associates. Permainan garis horizontal dan vertikal oleh susunan bambu membentuk perspektif yang halusinatif karena membentuk dinding-dinding yang seakan transparan.

2 Kontum Indochine Cafe

Bangunan bambu ini didesain oleh Vo Throng Nghia dari Vietnam, merupakan bangunan restoran dengan bentuk kolom bambu yang membentuk payung, makin besar dari bawah keatas. Bentuk ini terinspirasi dari bentuk keranjang memancing tradisional yang digunakan di Vietnam.

3 Low Cost House

Vo Throng Nghia mendesain rumah dengan konstruksi besi untuk strukturnya, serta menggunakan bambu dan polycarbonate untuk menutupi dinding dan atapnya. Material tersebut sepertinya berpadu dengan manis menghasilkan rumah murah untuk kelas ekonomi bawah di Vietnam, karena kondisi perumahan di Vietnam yang cukup serius untuk dipikirkan. Rumah bambu ini menjadi rumah yang modular, murah dan mudah untuk dirakit. 


4 Salon di Bangkok

Terinspirasi dari bentukan batu didalam gua, arsitek Nattapon Klinsuwan mendesain interior dengan bahan bambu yang terlihat seperti stalagtit dan stalagmit gua. Bambu yang seakan menjulur kebawah dari langit-langit juga menjadi partisi untuk ruang-ruang dalam area salon ini.

5 Wind and Water Bar

Bambu dilengkungkan untuk membentuk struktur yang menyerupai dome, dengan bambu yang melengkung didalam untuk membentuk strukturnya. Arsitek Vo Throng Nghia mendesain bangunan kafe dan ruang pertemuan ini. Vo Throng Nghia beranggapan bahwa bambu akan menjadi material pengganti baja di abad 21 ini.

6 Blooming Bamboo Home

Arsitek dari Vietnam yaitu studio H&P Architects juga tidak kalah, mendesain bangunan rumah yang tahan banjir hingga 3 meter. Bilah bambu digunakan untuk semua bagian bangunan mulai dari struktur, atap, dinding hingga lantainya. Dimaksudkan sebagai bangunan untuk kondisi bencana, bangunan ini diharapkan dapat berkontribusi menjadi rumah pengungsi saat dibutuhkan.

7 Konstruksi Bambu untuk Haiti

Meskipun masih berupa konsep, desain John Naylor ini memenangkan sayembara Foster + Partners Prize dengan bangunan bambu untuk Haiti, yang berjuang untuk memulihkan diri pasca gempa bumi tahun 2010.

8 Instalasi Bambu Kengo Kuma

Instalasi bambu ini cukup menarik, dari arsitek Kengo Kuma dari Jepang, mengetengahkan lengkungan-lengkungan bambu yang memperlihatkan fleksibilitas dan juga kekuatannya. Terlihat pada foto bahwa material bambu kuat untuk dipakai sebagai lantai berpijak.

9 Bioskop bambu West Kowloon

Bangunan ini besar, namun murah berkat material bambu yang mudah didapatkan, merupakan sebuah bioskop tradisional yang banyak dibangun sejak 1950 (seperti layar tancap di Indonesia). Berdiri di distrik kultural West Kowloon di Hongkong, bioskop non permanen ini menyajikan banyak film untuk menyambut tahun baru 2013 lalu, didesain oleh William Lim.

10 Rumah di Filipina

Rumah ini dibungkus oleh cladding bambu diseluruh bagiannya, yang membungkus bagian dalam dimana terdapat courtyard. Arsiteknya yaitu Atelier Sacha Cotture mendesain rumah bambu ini dengan struktur beton bertulang dan bambu serta kaca, dengan alasan material bambu cukup murah dan dapat ditanam dengan mudah. Bambu juga menjadi material yang menjadi karakter orang asia dan material yang sangat berguna dari akar hingga daunnya.

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.