Monthly Archives: Februari 2011

Pembuatan sloof dan hubungannya dengan pondasi

astudioarchitect.com Dalam artikel ini saya ingin melanjutkan berbincang tentang proses pembangunan proyek dimana terdapat aspek-aspek yang mungkin perlu Anda ketahui selama sebuah proyek pembangunan rumah berjalan. Bila Anda berencana membangun atau ingin tahu bagaimana proses membangun rumah, dalam beberapa waktu kedepan saya ingin berbagi tentang beberapa aspek detail dalam pembangunan dalam sebuah proyek yang dikerjakan astudio. Kali ini masih seputar sloof bangunan.

Kondisi rumah ini sebelumnya merupakan rumah lama yang direnovasi total (dibongkar dan diganti baru). Konsekuensinya adalah terdapat material sisa yang bisa dimanfaatkan untuk tanah urug. Jadi dari tembok2 dan material lama bisa dipakai untuk meninggikan bangunan baru. Dalam foto ini terlihat tanah dibawah atau disekitar pondasi berupa tanah campuran dari bekas tembok yang dihancurkan. Bila genteng turut dihancurkan untuk tanah urug, maka sebaiknya dihancurkan dengan baik mengingat genteng pecahan mungkin menyimpan ruang udara sehingga malah mengurangi kualitas tanah urug. Bila tanah urugan dari tembok lama masih kurang, maka perlu ditambahkan tanah urug berupa sirtu. Tanah sirtu adalah tanah khusus untuk urug, dimana menurut pedoman kualitas biasanya bukan tanah organik yang berwarna hitam atau tanah liat yang susah dikeringkan.

Kondisi sloof dan pondasi di lapangan. Terlihat dalam foto saluran air bersih, air kotor dan WC sudah dipasang di lokasi pada saat pembuatan pondasi, jadi nanti waktu diurug semua saluran sudah fix. 

Pondasi untuk dua lantai dibuat dengan pondasi footplat untuk kondisi bangunan konvensional dua lantai. Metode ini paling banyak digunakan secara konvensional oleh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa. Pondasi ini dibuat dengan menggali dan mengukur kedalaman tanah keras, dimana permukaan tanah keras dibutuhkan untuk meletakkan pondasi footplat sehingga bangunan dua lantai bisa berpijak dengan baik diatas tanah.

Gambar: ilustrasi pondasi rumah.
Sumber: Panduan Lengkap membangun Rumah Bertingkat oleh Gatut Susanta.

Untuk mengikat pondasi footplat dan kolom-kolom, dibutuhkan sloof yaitu balok dibawah lantai. Bila diatas sloof terdapat dinding, maka dibawahnya diberikan pondasi batu kali. Jadi pondasi batu kali dibutuhkan bila terdapat dinding bata diatasnya, bila tidak maka tidak dibutuhkan pondasi batu kali. Bila dibutuhkan meskipun tidak ada dinding batu bata, sloof kadang masih dibuat untuk mengikat kolom agar lebih kuat dan tidak bergeser.

Sloof yang diatasnya terdapat dinding, maka dibagian bawahnya ada pondasi batu kali. Untuk sloof yang berfungsi sebagai pengikat kolom, maka dibagian bawahnya tidak terdapat pondasi batu kali. 

Tentang besi untuk kolom dan pondasi, digunakan berbagai besi dengan spesifikasi dimensi 16, 12, 10 dan 6. Dimensi 16 dan 12 biasanya dibutuhkan untuk struktur utama dimana untuk besi asli dengan kode SNI biasanya dicantumkan semacam ‘marking’ dengan kode ‘SO 12 SNI’. Biasanya didapat di toko besi yang memang mengenal kode ini. Untuk toko besi biasa, kadang pemilik/ penjaga toko masih ribet dengan beberapa kode ini.

Untuk besi pun memiliki berbagai spesifikasi seperti besi ‘marking’ sebagaimana diatas biasanya merupakan besi dengan standar SNI yang dianjurkan pemerintah baik untuk proyek pemerintah maupun swasta sehingga terdapat pertanggungjawaban mutu. Untuk besi tanpa ‘marking’ biasanya merupakan besi banci dengan ukuran lebih rendah dari spesifikasi asli yang disebutkan, dalam arti besi tersebut ukurannya kurang dari besi 16, besi 12, dan seterusnya.  Untuk besi ulir selalu memiliki ulir untuk memperkuat strukturnya.

Metode pengecoran besi pun berpengaruh pada kualitas besi dimana terdapat metode pengecoran bertangkup atau langsung pejal. Metode bertangkup artinya pengecoran dilakukan separuh dan separuh, kemudian baru ditangkupkan. Metode langsung pejal berarti besi dicor langsung secara pejal dalam cetakan. Yang langsung pejal memiliki kualitas lebih baik dari yang setangkup, dimana dalam kenyataan di lapangan, bisa dicek dengan memeriksa bagian pinggir besi apakah ada semacam tanda cetakan.

Batu kali yang biasa digunakan untuk pondasi batu kali.

Foto besi dengan marking SNI ukuran 12 untuk kolom. Jarak begel dengan ukuran besi 8 atau 6 berjarak sekitar 15 cm. Begel adalah besi pengikat yang dibuat persegi untuk mengikat besi kolom vertikal. 

 ________________________________________________
 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

>Pembuatan sloof dan hubungannya dengan pondasi

>

astudioarchitect.com Dalam artikel ini saya ingin melanjutkan berbincang tentang proses pembangunan proyek dimana terdapat aspek-aspek yang mungkin perlu Anda ketahui selama sebuah proyek pembangunan rumah berjalan. Bila Anda berencana membangun atau ingin tahu bagaimana proses membangun rumah, dalam beberapa waktu kedepan saya ingin berbagi tentang beberapa aspek detail dalam pembangunan dalam sebuah proyek yang dikerjakan astudio. Kali ini masih seputar sloof bangunan.

Kondisi rumah ini sebelumnya merupakan rumah lama yang direnovasi total (dibongkar dan diganti baru). Konsekuensinya adalah terdapat material sisa yang bisa dimanfaatkan untuk tanah urug. Jadi dari tembok2 dan material lama bisa dipakai untuk meninggikan bangunan baru. Dalam foto ini terlihat tanah dibawah atau disekitar pondasi berupa tanah campuran dari bekas tembok yang dihancurkan. Bila genteng turut dihancurkan untuk tanah urug, maka sebaiknya dihancurkan dengan baik mengingat genteng pecahan mungkin menyimpan ruang udara sehingga malah mengurangi kualitas tanah urug. Bila tanah urugan dari tembok lama masih kurang, maka perlu ditambahkan tanah urug berupa sirtu. Tanah sirtu adalah tanah khusus untuk urug, dimana menurut pedoman kualitas biasanya bukan tanah organik yang berwarna hitam atau tanah liat yang susah dikeringkan.

Kondisi sloof dan pondasi di lapangan. Terlihat dalam foto saluran air bersih, air kotor dan WC sudah dipasang di lokasi pada saat pembuatan pondasi, jadi nanti waktu diurug semua saluran sudah fix. 

Pondasi untuk dua lantai dibuat dengan pondasi footplat untuk kondisi bangunan konvensional dua lantai. Metode ini paling banyak digunakan secara konvensional oleh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa. Pondasi ini dibuat dengan menggali dan mengukur kedalaman tanah keras, dimana permukaan tanah keras dibutuhkan untuk meletakkan pondasi footplat sehingga bangunan dua lantai bisa berpijak dengan baik diatas tanah.

Gambar: ilustrasi pondasi rumah.
Sumber: Panduan Lengkap membangun Rumah Bertingkat oleh Gatut Susanta.

Untuk mengikat pondasi footplat dan kolom-kolom, dibutuhkan sloof yaitu balok dibawah lantai. Bila diatas sloof terdapat dinding, maka dibawahnya diberikan pondasi batu kali. Jadi pondasi batu kali dibutuhkan bila terdapat dinding bata diatasnya, bila tidak maka tidak dibutuhkan pondasi batu kali. Bila dibutuhkan meskipun tidak ada dinding batu bata, sloof kadang masih dibuat untuk mengikat kolom agar lebih kuat dan tidak bergeser.

Sloof yang diatasnya terdapat dinding, maka dibagian bawahnya ada pondasi batu kali. Untuk sloof yang berfungsi sebagai pengikat kolom, maka dibagian bawahnya tidak terdapat pondasi batu kali. 

Tentang besi untuk kolom dan pondasi, digunakan berbagai besi dengan spesifikasi dimensi 16, 12, 10 dan 6. Dimensi 16 dan 12 biasanya dibutuhkan untuk struktur utama dimana untuk besi asli dengan kode SNI biasanya dicantumkan semacam ‘marking’ dengan kode ‘SO 12 SNI’. Biasanya didapat di toko besi yang memang mengenal kode ini. Untuk toko besi biasa, kadang pemilik/ penjaga toko masih ribet dengan beberapa kode ini.

Untuk besi pun memiliki berbagai spesifikasi seperti besi ‘marking’ sebagaimana diatas biasanya merupakan besi dengan standar SNI yang dianjurkan pemerintah baik untuk proyek pemerintah maupun swasta sehingga terdapat pertanggungjawaban mutu. Untuk besi tanpa ‘marking’ biasanya merupakan besi banci dengan ukuran lebih rendah dari spesifikasi asli yang disebutkan, dalam arti besi tersebut ukurannya kurang dari besi 16, besi 12, dan seterusnya.  Untuk besi ulir selalu memiliki ulir untuk memperkuat strukturnya.

Metode pengecoran besi pun berpengaruh pada kualitas besi dimana terdapat metode pengecoran bertangkup atau langsung pejal. Metode bertangkup artinya pengecoran dilakukan separuh dan separuh, kemudian baru ditangkupkan. Metode langsung pejal berarti besi dicor langsung secara pejal dalam cetakan. Yang langsung pejal memiliki kualitas lebih baik dari yang setangkup, dimana dalam kenyataan di lapangan, bisa dicek dengan memeriksa bagian pinggir besi apakah ada semacam tanda cetakan.

Batu kali yang biasa digunakan untuk pondasi batu kali.

Foto besi dengan marking SNI ukuran 12 untuk kolom. Jarak begel dengan ukuran besi 8 atau 6 berjarak sekitar 15 cm. Begel adalah besi pengikat yang dibuat persegi untuk mengikat besi kolom vertikal. 

 ________________________________________________
 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Tentang arsitektur tropis untuk bangunan, misalnya rumah

astudioarchitect.com Banyak klien astudio menyebutkan ‘arsitektur tropis’ ketika berkonsultasi dengan tim astudio.Beberapa ‘penjelasan’ dari klien yang disampaikan pada kami mungkin perlu untuk ditelaah kembali sebuhungan dengan konsep ‘arsitektur tropis’. Artikel ini dibuat berdasarkan wawancara dengan penulis artikel majalah Konstruksi.

1. Menurut Bapak, apakah yang dimaksud Arsitektur Tropis?
Arsitektur tropis itu sangat sederhana pengertiannya: adalah jenis arsitektur yang memberikan jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Pengaruhnya otomatis pada suhu, kelembaban, kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material impor.

2. Bagaimana bentuk bangunan Arsitektur Tropis?

Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh arsitek/ desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.

Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.

Bentuk secara mikro pada masing2 elemen bangunan seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu biasanya merupakan bangunan panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan terhindar dari banjir akibat hujan. Memang merupakan kualitas rancangan yang sudah berhasil sejak dulu.

3. Apa yang membedakan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional?

Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-temurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat melalui bangunannya.

Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan ‘modern’ terhadap iklim, misalnya: bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembaban, dan sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.

4. Bagaimana dengan perkembangan Arsitektur Tropis di Indonesia?

Perkembangannya cukup baik, tapi tidak cukup cepat. Arsitek sebagian sudah menyadari bagaimana mendesain dengan prinsip arsitektur tropis, tapi klien/ masyarakat sebagian besar belum. Karena itu arsitektur tropis tidak bisa berkembang maksimal karena hal tersebut. Selain itu pemerintah belum punya kebijakan yang mendukung penggunaan arsitektur tropis, kecuali melalui pendidikan arsitektur. Hanya saja itu juga tidak cukup karena tidak semua orang mempelajari/ belajar melalui pendidikan arsitektur.

5. Contoh bangunan/perumahan yang sudah mengaplikasikan konsep Arsitektur
Tropis?

Bangunan Joglo tradisional jawa.
Rumah adat toraja.
Rumah2 desain Eko Prawoto (Dosen arsitektur UGM)
Banyak bangunan kolonial era akhir mengadopsi prinsip arsitektur tropis dalam desain khas dari Belanda.
dsb.
 ________________________________________________
 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia. All rights reserved.

>Tentang arsitektur tropis untuk bangunan, misalnya rumah

>

astudioarchitect.com Banyak klien astudio menyebutkan ‘arsitektur tropis’ ketika berkonsultasi dengan tim astudio.Beberapa ‘penjelasan’ dari klien yang disampaikan pada kami mungkin perlu untuk ditelaah kembali sebuhungan dengan konsep ‘arsitektur tropis’. Artikel ini dibuat berdasarkan wawancara dengan penulis artikel majalah Konstruksi.

1. Menurut Bapak, apakah yang dimaksud Arsitektur Tropis?
Arsitektur tropis itu sangat sederhana pengertiannya: adalah jenis arsitektur yang memberikan jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Pengaruhnya otomatis pada suhu, kelembaban, kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material impor.

2. Bagaimana bentuk bangunan Arsitektur Tropis?

Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh arsitek/ desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.

Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.

Bentuk secara mikro pada masing2 elemen bangunan seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu biasanya merupakan bangunan panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan terhindar dari banjir akibat hujan. Memang merupakan kualitas rancangan yang sudah berhasil sejak dulu.

3. Apa yang membedakan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional?

Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-temurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat melalui bangunannya.

Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan ‘modern’ terhadap iklim, misalnya: bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembaban, dan sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.

4. Bagaimana dengan perkembangan Arsitektur Tropis di Indonesia?

Perkembangannya cukup baik, tapi tidak cukup cepat. Arsitek sebagian sudah menyadari bagaimana mendesain dengan prinsip arsitektur tropis, tapi klien/ masyarakat sebagian besar belum. Karena itu arsitektur tropis tidak bisa berkembang maksimal karena hal tersebut. Selain itu pemerintah belum punya kebijakan yang mendukung penggunaan arsitektur tropis, kecuali melalui pendidikan arsitektur. Hanya saja itu juga tidak cukup karena tidak semua orang mempelajari/ belajar melalui pendidikan arsitektur.

5. Contoh bangunan/perumahan yang sudah mengaplikasikan konsep Arsitektur
Tropis?

Bangunan Joglo tradisional jawa.
Rumah adat toraja.
Rumah2 desain Eko Prawoto (Dosen arsitektur UGM)
Banyak bangunan kolonial era akhir mengadopsi prinsip arsitektur tropis dalam desain khas dari Belanda.
dsb.
 ________________________________________________
 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia. All rights reserved.

[Galeri Desain] Rumah dengan lahan tidak beraturan

astudioarchitect.com Desain rumah untuk Ibu Susan Andriza merupakan salah satu favorit saya, dimana desain ini dalam prosesnya mengalami transformasi yang cukup mendasar dari bentukan satu ke bentukan selanjutnya. Dalam prosesnya ibu Susan banyak memberi masukan untuk desain ini, dimana lahannya merupakan lahan yang cukup sulit untuk didesain mengingat bentuknya tidak persegi. Strategi mendesain lahan seperti ini adalah mencari sumbu yang tepat untuk menentukan posisi dan arah terhadap jalan, biasanya sumbu tegak lurus dengan jalan merupakan sudut terbaik untuk menentukan sumbu koordinat desain. Penataan ruang harus diperhatikan mengingat akhirnya ruang-ruang harus mengikuti bentuk lahan juga serta memakai sudut yang sekiranya menarik untuk dibuat jendela/ bukaan. 

Penataan ruang harus memperhatikan masalah pencahayaan dan penghawaan alami dengan jalan menata ruang dengan semaksimal mungkin mendapat sinar dan hawa alami dalam hal ini terlihat dalam penataan ruang pada denah. Adapun ruang-ruang yang ada dalam desain rumah ini antara lain:

– Ruang tamu
– Ruang keluarga
– Dapur
– Kamar kerja
– 2 kamar tidur
– Kamar-kamar mandi
– Garasi

Pada tampilan, rumah didesain dengan atap bergaya miring seperti arsitektur Jengki yang berkembang sekitar tahun 60-70an. Tambahan estetika bila dirasa perlu adalah permainan bidang dan garis yang dibentuk oleh bidang-bidang dinding tambahan dan kolom teras yang diteruskan keatas dan kebawah lantai teras yang diangkat sebagian.

Yang terpenting untuk diperhatikan dalam menciptakan desain di lahan yang bentuknya tidak beraturan adalah mencoba mencari sumbu dan mengikuti bentuk lahan sehingga mencapai keselarasan dengan lahan tersebut.  ________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia. All rights reserved.

>[Galeri Desain] Rumah dengan lahan tidak beraturan

>

astudioarchitect.com Desain rumah untuk Ibu Susan Andriza merupakan salah satu favorit saya, dimana desain ini dalam prosesnya mengalami transformasi yang cukup mendasar dari bentukan satu ke bentukan selanjutnya. Dalam prosesnya ibu Susan banyak memberi masukan untuk desain ini, dimana lahannya merupakan lahan yang cukup sulit untuk didesain mengingat bentuknya tidak persegi. Strategi mendesain lahan seperti ini adalah mencari sumbu yang tepat untuk menentukan posisi dan arah terhadap jalan, biasanya sumbu tegak lurus dengan jalan merupakan sudut terbaik untuk menentukan sumbu koordinat desain. Penataan ruang harus diperhatikan mengingat akhirnya ruang-ruang harus mengikuti bentuk lahan juga serta memakai sudut yang sekiranya menarik untuk dibuat jendela/ bukaan. 

Penataan ruang harus memperhatikan masalah pencahayaan dan penghawaan alami dengan jalan menata ruang dengan semaksimal mungkin mendapat sinar dan hawa alami dalam hal ini terlihat dalam penataan ruang pada denah. Adapun ruang-ruang yang ada dalam desain rumah ini antara lain:

– Ruang tamu
– Ruang keluarga
– Dapur
– Kamar kerja
– 2 kamar tidur
– Kamar-kamar mandi
– Garasi

Pada tampilan, rumah didesain dengan atap bergaya miring seperti arsitektur Jengki yang berkembang sekitar tahun 60-70an. Tambahan estetika bila dirasa perlu adalah permainan bidang dan garis yang dibentuk oleh bidang-bidang dinding tambahan dan kolom teras yang diteruskan keatas dan kebawah lantai teras yang diangkat sebagian.

Yang terpenting untuk diperhatikan dalam menciptakan desain di lahan yang bentuknya tidak beraturan adalah mencoba mencari sumbu dan mengikuti bentuk lahan sehingga mencapai keselarasan dengan lahan tersebut.  ________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia. All rights reserved.

Sistem Septic Tank untuk Rumah Tangga

Sistem sanitasi pengolahan limbah dari WC dapat digambarkan sebagai berikut;

 Gambar sistem septic tank,  pengolahan kotoran dari WC.

astudioarchitect.com Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah, antara lain limbah air kotor, kotoran (yang berasal dari WC), dan sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur dengan sistem pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got, gorong-gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga dalam skala kecil rumah tangga mungkin tidak menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga, dapat dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah. Biasanya, air kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol kota ataupun bak sampah yang akan diangkut. Namun dalam skala perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air limbah maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol kota ataupun sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat menyebabkan pencemaran serta polusi air dan tanah. 

Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan pengaturan sanitasi yang baik. Peranan septic tank adalah sangat penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang terpisah dialirkan ke sumur resapan. Meskipun sebagian besar zat-zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir oleh tanah, sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum, karenanya sebaiknya terdapat jarak yang cukup lebar antara septic tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam septic tank kotoran tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair, sehingga siap untuk dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur resapan ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan penuh, barulah air kotor tersebut dialirkan ke riol kota.

Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian rumah tinggal antara lain;
1 Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya ada kebuntuan saluran, berhenti mengalir
2 Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan sistem tersumbat
3 Septic tank telah penuh
4 Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau septic tank bocor sehingga mencemari air bersih yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari
5 Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membunuh organisme pengurai dalam septic tank seperti air sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner, pestisida
6 Terlalu banyak septic tank yang berdekatan
7 Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau digunakan untuk membuang sampah lain atau limbah yang tidak semestinya dibuang lewat sistem ini

Berikut ini sebuah buku yang saya pilihkan untuk Anda berjudul ‘Septic Tank’ ditulis oleh Danang Kusjuliadi P.

http://books.google.com/books?id=RtlaWhFWks0C&lpg=PT41&dq=membuat%20septic%20tank&pg=PA1&output=embed

 ________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

>Sistem Septic Tank untuk Rumah Tangga

>

Sistem sanitasi pengolahan limbah dari WC dapat digambarkan sebagai berikut;

 Gambar sistem septic tank,  pengolahan kotoran dari WC.

astudioarchitect.com Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah, antara lain limbah air kotor, kotoran (yang berasal dari WC), dan sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur dengan sistem pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got, gorong-gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga dalam skala kecil rumah tangga mungkin tidak menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga, dapat dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah. Biasanya, air kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol kota ataupun bak sampah yang akan diangkut. Namun dalam skala perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air limbah maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol kota ataupun sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat menyebabkan pencemaran serta polusi air dan tanah. 

Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan pengaturan sanitasi yang baik. Peranan septic tank adalah sangat penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang terpisah dialirkan ke sumur resapan. Meskipun sebagian besar zat-zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir oleh tanah, sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum, karenanya sebaiknya terdapat jarak yang cukup lebar antara septic tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam septic tank kotoran tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair, sehingga siap untuk dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur resapan ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan penuh, barulah air kotor tersebut dialirkan ke riol kota.

Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian rumah tinggal antara lain;
1 Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya ada kebuntuan saluran, berhenti mengalir
2 Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan sistem tersumbat
3 Septic tank telah penuh
4 Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau septic tank bocor sehingga mencemari air bersih yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari
5 Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membunuh organisme pengurai dalam septic tank seperti air sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner, pestisida
6 Terlalu banyak septic tank yang berdekatan
7 Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau digunakan untuk membuang sampah lain atau limbah yang tidak semestinya dibuang lewat sistem ini

Berikut ini sebuah buku yang saya pilihkan untuk Anda berjudul ‘Septic Tank’ ditulis oleh Danang Kusjuliadi P.

http://books.google.com/books?id=RtlaWhFWks0C&lpg=PT41&dq=membuat%20septic%20tank&pg=PA1&output=embed

 ________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

[Desain rumah gratis] Rumah dengan ruang yang efektif di lahan 6x10m

astudioarchitect.com Desain rumah ini dibuat berdasarkan pertanyaan dari Bapak Hadi di Jepara melalui konsultasi via media (gratis), untuk membuatkan rumah untuk putra/putrinya yang masih kuliah. Dengan luas lahan yang agak terbatas yaitu 6×10 meter, ingin dibuat sebuah rumah dengan penataan ruangan yang sesuai. Berikut ini pertanyaan beliau:

Yth pak Probo,
saya mempunyai satu lahan yang luasnya 6×10 meter. Di lahan ini mau saya buat rumah untuk keperluan sementara yaitu anak kuliah. Kira-kira bagaimana bentuk denah yang cocok dengan 2 kamar tidur, dapur, KM, r. keluarga, gudang, dan ruang tamu? Atas pertolongan Bapak saya ucapkan terimakasih.

Jawaban: Yth pak Hadi,
Untuk desain yang efektif dan sesuai untuk lahan yang sempit memang memerlukan ide yang khusus. Disini saya membuat ruang teras yang seperti ruang tamu dengan sekat yang bisa sedikit menghalangi pandangan dari jalan. Teras ini bisa digunakan untuk menerima tamu karena bila ruang tamu dimasukkan dalam rumah akan mempersempit ruang yang ada.

Untuk ruang dapur bisa diletakkan di bagian belakang dengan kamar mandinya. Usahakan tidak menutup sumber cahaya dan taman dibelakang karena hanya ini satu-satunya sumber cahaya dan hawa alami dari belakang rumah agar rumah tidak sumpek.

Untuk segi tampilan, saya menggunakan bentuk desain rumah yang sederhana dan menurut saya cukup menarik. Demikian desain yang bisa saya buatkan untuk Pak Hadi. Semoga bisa membantu Bapak dalam membangun. Terimakasih.

 ________________________________________________

 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.

>[Desain rumah gratis] Rumah dengan ruang yang efektif di lahan 6x10m

>

astudioarchitect.com Desain rumah ini dibuat berdasarkan pertanyaan dari Bapak Hadi di Jepara melalui konsultasi via media (gratis), untuk membuatkan rumah untuk putra/putrinya yang masih kuliah. Dengan luas lahan yang agak terbatas yaitu 6×10 meter, ingin dibuat sebuah rumah dengan penataan ruangan yang sesuai. Berikut ini pertanyaan beliau:

Yth pak Probo,
saya mempunyai satu lahan yang luasnya 6×10 meter. Di lahan ini mau saya buat rumah untuk keperluan sementara yaitu anak kuliah. Kira-kira bagaimana bentuk denah yang cocok dengan 2 kamar tidur, dapur, KM, r. keluarga, gudang, dan ruang tamu? Atas pertolongan Bapak saya ucapkan terimakasih.

Jawaban: Yth pak Hadi,
Untuk desain yang efektif dan sesuai untuk lahan yang sempit memang memerlukan ide yang khusus. Disini saya membuat ruang teras yang seperti ruang tamu dengan sekat yang bisa sedikit menghalangi pandangan dari jalan. Teras ini bisa digunakan untuk menerima tamu karena bila ruang tamu dimasukkan dalam rumah akan mempersempit ruang yang ada.

Untuk ruang dapur bisa diletakkan di bagian belakang dengan kamar mandinya. Usahakan tidak menutup sumber cahaya dan taman dibelakang karena hanya ini satu-satunya sumber cahaya dan hawa alami dari belakang rumah agar rumah tidak sumpek.

Untuk segi tampilan, saya menggunakan bentuk desain rumah yang sederhana dan menurut saya cukup menarik. Demikian desain yang bisa saya buatkan untuk Pak Hadi. Semoga bisa membantu Bapak dalam membangun. Terimakasih.

 ________________________________________________

 by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.