Monthly Archives: Januari 2014

Fame Fortune Flirt – karya Aboday

Salah satu dari sedikit proyek rumah tinggal yang didesain Aboday, karena kebanyakan project merupakan project corporate dengan skala bangunan cukup besar. Pada desain rumah tinggal seperti ini biasanya arsitek bisa lebih menuangkan idealisme arsitekturalnya. 

astudioarchitect.com “Tidak mudah untuk menjadi arsitek di Indonesia”, kata-kata ini menjadi awal pembuka Fame Fortune Flirt, setebal 600 halaman. Memang kenyataan di lapangan menunjukkan hal itu; tidak mudah menjadi arsitek di Indonesia. Pertama adalah karena banyak masyarakat masih belum menyadari benar kegunaan arsitek sementara mereka membangun, kedua adalah karena regulasi pemerintah yang belum berpihak kepada arsitek. Namun kemudian bagi arsitek menjadi suatu tantangan yang membuat kecanduan. Fame Fortune Flirt memberitahukan kepada kita beberapa hal tersembunyi dan terbuka dari profesi arsitek yang disampaikan dengan baik dengan ilustrasi gambar-gambar proyek.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Sebuah hotel yang dirancang Aboday. Disamping tampilannya yang terlihat bagus atau menarik bagi sebagian besar pengamat awam, Aboday mengakui bahwa terdapat beberapa kontradiksi dalam perancangan terkait dengan selera owner dan pandangan baru tentang arsitektur dan interior design oleh Aboday.

Jarang saya mengulas buku tentang karya orang lain dan buku ini juga sudah agak lama terbitnya, namun untuk buku ini adalah sebuah pengecualian, mengingat buku seperti ini mungkin jarang di Indonesia dan memiliki filsafat yang bisa menggugah kesadaran dan merubah pandangan-pandangan tentang arsitek dan profesi ini pada umumnya. Memang tidak terlalu mengubah pandangan, namun memberikan horizon yang cukup luas; profesi arsitek dengan segala macam kekuatan dan ketidak-berdayaannya. Bagi banyak arsitek yang belum ‘berevolusi dengan baik’, buku ini bisa jadi merupakan sebuah bimbingan dengan filsafat ringan yang bisa mengubah cara pandang. Yang ditunjukkan oleh buku ini sebenarnya lebih ke arah kekuatannya dengan sedikit hint pada berbagai kelemahan sebuah biro arsitek. Dengan gaya santai dan serius, Aboday membungkus buku ini menjadi sebuah buku rekam jejak perjalanan berarsitektur, selama kurun waktu beberapa tahun.

Berbagai wawancara dibuat untuk menggali sisi-sisi manusiawi dan yang belum terungkap dalam bagian buku lainnya. Mengetengahkan pewawancara yang cukup mengerti dunia arsitektur di Indonesia. Bisa memberikan banyak gagasan filosofis dari cara pandang mereka. 

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Saya lebih kenal mas Ary Indra, salah satu dari trio Rafael David, Ary Indra dan Johansen Yap, karena beliau adalah kakak kelas saya di Universitas Brawijaya. Beberapa kali kami bertemu dalam beberapa kesempatan seperti seminar dan talkshow. Karakter arsitek-arsitek ini memang diakui berbeda, dan memiliki perannya sendiri-sendiri. Gabungan arsitek memang memiliki semacam ego tension yang cukup tinggi, mengingat ego adalah salah satu karakter arsitek dan profesinya yang cukup kuat.

Terdapat delegasi tugas yang diakui oleh trio arsitek ini; Rafael David yang banyak menggeluti sisi keuangan dan programatik dalam proyek, Ary Indra yang banyak menggeluti sisi media publikasi dan desain arsitektural, dan Johansen Yap yang berkecimpung dibidang intern perusahaan dan desain. Dari penjelasan saat roadshow buku ini diketahui bahwa karakter ketiganya yang membangun biro arsitek ini juga dipengaruhi oleh background karakter yang berbeda pula.

Salah satu karya, misalnya karya ini, diakui dalam buku terasa panas. Menunjukkan keinginan Aboday menunjukkan beberapa aspek rancangan yang boleh jadi tidak sesuai dengan harapan. 

Disampaikan dengan nada berkelakar, diakui oleh ketiganya bahwa karakter kedaerahan dan kultural yang dibawa masing-masing arsitek adalah sebuah kontribusi kepada tim yang solid – yang kadang tidak solid juga di kenyataannya 🙂

Uang adalah faktor penentu apakah sebuah biro arsitek akan menerima sebuah proyek atau tidak. Sebagai sebuah profesi, arsitek harus dapat hidup dari profesinya dan itu diutarakan dengan baik oleh Aboday sebagai salah satu aspek yang menentukan banyak segi dalam perancangan maupun penerimaan proyek. 

Rafael lebih mengarah kepada sisi keuangan dan memiliki ‘Gen Chinese’ yang dibutuhkan untuk membuat biro ini memiliki kekuatan-kekuatan dari masyarakat Tionghoa. Rafael cukup banyak membicarakan tentang ‘hoki’ atau keberuntungan dalam terminologi orang Chinese dan bisa jadi mempermudah untuk masuk kedalam komunitas-komunitas Tionghoa yang mengarah ke kedekatan pada kapitalis yang berminat memberikan project. Rafael juga pandai dalam membuat programatik dan merencanakan hal-hal seputar ekonomi keuangan baik dalam perusahaan Aboday maupun dalam project. Pendek kata Rafael adalah ‘the economy expert’. Dia yang bertugas untuk menentukan kelangsungan ekonomi perusahaan dan project, serta memiliki visi yang terarah berdasarkan kondisi keuangan. Hal ini tidak banyak dimiliki arsitek kebanyakan, karena bisnis dan ekonomi memang sesuatu yang berbeda dari arsitektur.

Untuk Ary Indra, saya lihat memiliki karakter arsitek dengan kecakapan media yang cukup baik. Ary dekat dengan media dan buku ini juga merupakan prakarsa Ary Indra dengan sistematika publikasi yang terstruktur dengan baik. Dari segi desain, Ary Indra juga dengan mudah mengimplementasikan karakter-karakter desain dalam bentuk tampilan arsitektural secara keseluruhan, meskipun ketiganya merupakan arsitek, namun sepertinya Ary yang lebih konsen ke arah pembentukan karakter bangunan. Ary juga cukup banyak melakukan tour dan mempublikasikan karya Aboday dalam berbagai kesempatan termasuk media dan universitas. Kecakapannya dengan persona merupakan kelebihan Ary yang banyak diakui bermanfaat ketika bertemu dengan klien. Dari background Ary yang merupakan orang Jawa, ke-Jawa-annya barangkali adalah kekuatannya yang terbesar, karena orang Jawa dikenal ramah dan membumi, baik hati dan mampu memberikan unsur keramah-tamahan dan pengertian kepada orang lain.

Sementara Johansen Yap, berada di sisi yang lebih manusiawi dan merepresentasikan ‘Flirt’, menurut versi yang beredar. Johansen dianggap sebagai gen ‘Batak’ yang ambisius, meskipun demikian pada awalnya Johansen justru sedang merasa tidak bergairah dalam dunia arsitektur ketika mereka membentuk Aboday. Barangkali Johansen yang memberikan unsur flirt itu dalam publikasi trio ini merupakan unsur introvert yang baik, dan memiliki kekuatan untuk digunakan didalam intern perusahaan Aboday.

Salah satu lagi, desain rumah tinggal oleh Aboday. Dalam hal ini totalitas mendesain dibarengi dengan keleluasaan secara ekonomi dan idealisme akan menghasilkan rancangan yang sesuai dengan imajinasi arsitek maupun keinginan pemiliknya. 

Benar atau salahnya interpretasi saya, saya kumpulkan melalui beberapa media dan juga cara menyampaikan presentasi dalam roadshow Aboday. Buku ini dengan berbagai isinya yang menggugah selera merupakan suatu cara pandang yang unik karena Aboday dengan sengaja mengekspos karya-karya maupun cerita dibalik karya dan buku. Tidak semua muncul dalam buku ini karena beberapa hal unik tentang sisi yang biasanya ditutupi oleh arsitek juga diberitahukan secara gamblang, dan sebagian lagi secara verbal melalui little chat dengan Ary Indra.

Dalam buku Fame Fortune Flirt, diselipkan juga segmen komik yang menunjukkan kehidupan dalam studio aboday beserta beberapa hint tentang problem sehari-hari. Peran masing-masing trio juga ditunjukkan melalui cara grafis yang humoris. Hal ini menunjukkan salah satu semangat ‘santai’ yang banyak disebutkan oleh Ary Indra. 

Aboday yang merupakan biro arsitek yang dibentuk oleh tiga orang yang keluar dari pekerjaan mereka di Singapore bertahun-tahun lalu adalah sosok biro arsitek yang realistis, dan mengajarkan kita untuk berpikir realistis pada suatu project. Jangan melupakan pelajaran bahwa project haruslah realistis, dan profesi ini juga harus demikian. Realistis itu harus dapat dipecah menjadi konsep-konsep yang bisa dilakukan secara nyata dilapangan, baik dari segi desain, sisi ekonomi perusahaan maupun project, ataupun dari sisi yang sangat humanistik.

Ada kemungkinan ‘Fame Fortune Flirt’ merupakan suatu cara untuk mengungkapkan ‘Harta Tahta dan Wanita’ dalam bentuk yang sangat Abodayish. Konsep-konsep ini dicitrakan dengan cukup manis melalui sebongkah buku tebal yang bisa dibaca habis hanya dalam waktu 1-2 hari saja. Mereka memberikan ruang-ruang yang cukup banyak untuk sebuah kelegaan dan kontemplasi, yang mungkin merupakan suatu cara memeditasikan perjalanan berarsitektur mereka.

“Play House” yang merupakan rumah tinggal Ary Indra, tak kalah juga ditampilkan sebagai icon yang menunjukkan banyak prinsip desain dan idealisme berarsitektur yang diusung Ary Indra dan Aboday secara keseluruhan. 

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Aplikasi denah villa untuk rumah biasa

astudioarchitect.com Apabila Anda pernah menikmati rumah villa atau resort, seringkali rumah tersebut kita rasakan berbeda dari rumah biasanya, mengingat rumah semacam itu dibuat khusus untuk tujuan rekreasi. Rumah villa atau resort memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari rumah kebanyakan yang dibangun untuk hidup sehari-hari. Perbedaan utama menyangkut tentang penataan ruang, banyaknya ruang dan pemandangan ke sekitar rumah. Bagaimana karakteristik tersebut? Mari kita coba untuk gali lebih dalam.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Rumah villa atau resort biasanya dibuat di daerah pegunungan atau pantai, atau suatu daerah yang pemandangannya bagus, karena tujuan utama adalah agar penikmat rumah itu merasakan hubungan yang nikmat dengan alam. Merasakan alam yang nikmat memang sesuatu yang semakin mahal dewasa ini. Bagi yang tinggal dikota besar, kita selalu dikelilingi oleh pemandangan kota yang kurang teratur, ramai, berisik, banyak kendaraan, dan tidak ada suatu tempat khusus untuk menikmati alam dengan benar-benar nikmat.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Apabila kita perhatikan, alam dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita. Saat kita lelah, dengan pulang kerumah kita bisa merasa relaks dan tenang. Klien kami yang memiliki kolam ikan yang kami desain terintegrasi dengan rumahnya, biasanya mengaku lebih tenang dengan suara gemericik air yang terus menerus. Kadang-kadang area untuk taman dalam yang sempit dengan sengaja dibangun dengan nuansa alami memanfaatkan batu alam dan unsur air.

Problem yang sering terjadi terutama adalah karena minimnya lahan. Memiliki taman rumah di perkotaan saat ini memang benar-benar merupakan kemewahan. Rumah saya yang mungil juga tetap saya pertahankan adanya taman 3x3m dibelakang rumah, dengan demikian tetap ada suasana yang jernih dan menenangkan dibelakang rumah, sekedar ketika kami sedang makan atau butuh memandang kehijauan sedikit.

Pada desain denah berikut saya coba contohkan juga salah satu desain rumah yang kami kerjakan dimana kami memberikan porsi taman dengan memaksimalkan view kearah taman tersebut.

Tentu saja tidak hanya berakhir di denah, pada desain secara real nantinya perlu dipikirkan bagaimana suasana yang dikehendaki tersebut bisa terwujud. Kita tidak bisa mendesain sebatas 2 dimensi diatas kertas saja. Pengalaman kami selama ini desain denah diatas kertas saja masih menumbuhkan banyak problem, perubahan maupun hal lainnya yang belum terlihat melalui denah. Pendeknya bila kita hendak membuat suatu desain denah yang bagus maka denah saja tidak cukup. Desain interior harus disediakan juga. Luar yang baik akan ditunjang oleh dalam yang baik.

Dalam contoh ini ruang-ruang mengelilingi taman tengah, dimana taman tengah ini harus difungsikan sebagai taman, dan bukan ruang sisa saja dimana kita bisa, misalnya mengumpulkan barang bekas atau barang sisa ditaman tersebut. Fungsi taman bisa rusak bila difungsikan sebagai tempat menyimpan barang bekas, jemuran, dan sebagainya. Kebudayaan orang Jepang bisa kita contoh untuk hal ini, dimana bagi orang Jepang tradisional, taman adalah puncak dari sebuah rumah, suatu hubungan dengan alam yang lestari dan berkelanjutan. Taman diletakkan sebagai area paling menarik, dan ditata, dibersihkan, dirawat dengan baik.

Contoh lain adalah seperti dibawah ini:

Contoh ini desain denah dari Modernspace yang dimuat di buku karya Imelda Akmal. Desain denah seperti diatas juga lazim untuk mengantisipasi adanya ruang yang gelap. Seperti diketahui kita banyak mendapati ruang-ruang yang tidak didesain atau dipikirkan dengan matang bisa berakhir dengan kesan ruang yang buruk seperti gelap dan terlalu sempit atau terlalu luas. Denah seperti disamping memiliki dua ‘sayap’ dengan void tangga dan void taman. Keduanya akan memberikan penghawaan dan cahaya alami yang maksimal dalam rumah. 

 Void kecil memanjang itu, bisa menimbulkan ruang yang seperti pada gambar disamping, masih sebuah contoh dalam buku karya Imelda, dari karya Sontang Siregar. Tampaknya taman kecil ini terlihat sepele dan seringkali dieliminasi oleh pemilik yang berkonsultasi dengan arsitek. Sepele namun banyak gunanya, mirip cabe rawit 🙂
Disamping denah (saja), aspek lain masih banyak yang bisa kita bahas dalam kesempatan artikel selanjutnya. Memang untuk benar-benar menerapkan denah villa di perkotaan, ada syaratnya yaitu lahan yang mencukupi dan bila ditunjang dengan pemandangan yang indah pasti juga akan memberi nilai tambah. Tetaplah dengan ide-ide yang segar saat mendesain rumah bersama arsitek. Jangan terpaku oleh pendapat lama dan pendapat yang kita belum mengetahui benar tidaknya. Galilah banyak referensi sebelum Anda berkonsultasi dengan arsitek, dan pilihlah arsitek yang mumpuni serta memiliki cukup pengalaman. 

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Lahan rumah terbatas, apakah ada hal yang dikorbankan?

astudioarchitect.com Mengingat lahan semakin mahal di perkotaan, banyak orang yang membeli lahan atau rumah bekas dengan luasan yang terbatas. Dari banyak kasus desain yang kami tangani, lahan terbatas adalah batasan yang seringkali utama. Menyiasatinya membutuhkan banyak pertimbangan serta prioritas awal untuk menentukan apa yang ingin dicapai dan apa yang kadangkala harus dikorbankan dari segi desain.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Lahan yang sempit menimbulkan beberapa konsekuensi yang berhubungan dengan desain denah bangunan maupun atmosfer yang dikehendaki, antara lain:

  • Apabila kebutuhan ruang cukup banyak, kadangkala kita harus memilih antara meletakkan banyak ruang didalam lahan sehingga terkesan penuh, atau mengambil opsi ‘menaikkan rumah’ menjadi dua lantai atau lebih. 
  • Denah yang penuh ruang di lantai 1 akan mengakibatkan beberapa hal dikorbankan, antara lain taman dan ruang yang digunakan bersama. 
  • Apabila ruang-ruang diletakkan banyak di lantai 1, akan mengurangi luasan untuk ruang yang digunakan bersama seperti ruang keluarga dan ruang makan. Akibatnya adalah keluarga menjadi kurang tempat untuk melakukan aktivitas bersama-sama.
  • Ruang-ruang tidur sebaiknya diletakkan ditempat atau lantai yang sesedikit mungkin terganggu dengan aktivitas yang dilakukan bersama. Dalam hal ini banyak orang yang memilih untuk meletakkan ruang kamar-kamar tidur di lantai atas agar lantai bawah dapat digunakan untuk ruang yang digunakan bersama dan taman-taman.
  • Pencahayaan dan penghawaan alami seringkali terhalangi oleh ruang-ruang yang terlalu banyak di lantai 1
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hal-hal diatas dalam arsitektur disebut sebagai programatik ruang, yang merupakan dasar dari desain denah rumah yang baik dipikirkan bersama oleh klien dan arsitek. Desain denah bukanlah hanya menggambar dalam bentuk 2 dimensi diatas kertas atau komputer, misalnya kami di astudio mendesain hingga ke perkiraan bagaimana ‘rasa’ didalam sebuah ruang, yang merupakan prediksi dari arsitektur dan ruang yang baik.

Tampilan bangunan menjadi sesuatu yang mengikuti pemikiran dasar untuk desain denah bangunan yang baik, artinya kita berpikir lebih dulu untuk bagian ‘dalam’ bangunan, sebelum bagian ‘luar’. Karena bagian dalam adalah bagian yang sehari-hari kita tempati, dan bagian luar adalah bagian yang merupakan tampilan yang sekilas saja dilihat. Meskipun demikian, bagian luar adalah bagian yang tak kalah pentingnya dalam rancangan desain seorang arsitek. Bagian ‘dalam’, meskipun sering dianggap sepele karena dianggap sebagai sesuatu yang ‘nanti akan ditata’, ternyata justru mengakibatkan banyak problem dikemudian hari, karena kurang direncanakan. Rumah bisa menjadi rumah yang sumpek, barang bertebaran dimana-mana, gelap di beberapa tempat, membuat penghuni makin stress dan tertekan.

Dalam mendesain bangunan, khususnya rumah kita harus memperhatikan selain lahan cukup untuk kesemua kebutuhan ruang, tanpa mengorbankan beberapa unsur dibawah ini:

  1. penghawaan alami
  2. pencahayaan alami
  3. sirkulasi yang baik
  4. zoning (area perletakan ruang) yang sehat
  5. ruang yang digunakan bersama cukup (misalnya ruang keluarga, ruang entertainment, dapur dan ruang makan)
  6. taman-taman untuk kesehatan dan kenyamanan penghuni.

Dalam mendesain, kita harus memperhatikan hal-hal yang utama di atas, dan tidak mengorbankan banyak kenyamanan dalam kehidupan untuk mengejar ruang-ruang yang banyak. Memang harga lahan semakin naik, namun tidak berarti lahan harus ditutup oleh ruang-ruang sehingga tidak menyisakan kesempatan rumah menjadi rumah yang sehat dan nyaman.

Ukuran sehat dan nyaman tentunya berbeda bagi sebagian orang, diantaranya banyak orang beranggapan bahwa ruang-ruang dengan jendela dan ventilasi saja sudah cukup. Ternyata tidak. Ada banyak hal lain yang dapat dipikirkan agar rumah meningkatkan energi dan kualitas hidup penghuninya. Arsitek yang baik selalu berusaha untuk memikirkan kembali desain bangunan dan rumah pada umumnya untuk mencapai tingkat hunian yang paling sehat, nyaman dan berkualitas.

Diantara beberapa solusi yang patut dipertimbangkan adalah:

  • Jangan memaksakan untuk meletakkan terlalu banyak ruangan di lantai bawah, buatlah lantai bawah senyaman mungkin dulu dengan unsur taman yang baik dan lengkap. 
  • Biaya membangun yang belum cukup sebaiknya disiasati dengan membangun rumah secara bertahap tanpa mengorbankan pemikiran arsitektural yang cukup baik. 
  • Interior design sebaiknya dirancang dari awal, setidaknya pemikiran dimana meletakkan barang dan perabot
  • Tampilan bangunan dari depan merupakan hal nomor dua setelah bagian dalam. 
  • Jangan terburu-buru menentang ide-ide arsitek tentang solusi-solusi yang tidak pernah Anda dengar, karena kemungkinan Anda belum pernah merasakan arsitektur yang bisa dicapai dengan sebuah desain yang baik; suasananya, atmosfernya, keunikannya, dan sebagainya

Pilihlah arsitek yang baik, biasanya arsitek yang baik memiliki tarif tertentu yang kadang mengagetkan Anda, namun disinilah letak dari kesadaran untuk memberikan porsi kepada ahlinya. Desain yang baik bisa ‘menyelamatkan’ keuangan Anda dari awal dengan memberikan porsi biaya yang tidak banyak. Misalnya di astudio kami mendesain dengan rentang biaya desain sekitar 2-3% dari biaya membangun. yang merupakan nilai yang kecil dibandingkan manfaatnya.

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Desain Rumah Kos dua lantai dengan 12 kamar kos

astudioarchitect.com Desain rumah kos ini diperuntukkan sekitar 12 kamar kos dengan kamar mandi dalam dan sebagian kamar mandi luar. Rumah kos memiliki kamar tidur khusus untuk pemilik atau penjaga rumah kos. Bagian tengah kosan ini memiliki ruang luar yang diberi gazebo untuk calon penghuni agar bisa berinteraksi dan bersosialisasi. Simak videonya berikut:

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Informasi Arsitek:
Probo Hindarto
08125244753 (WA)

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.

[galeri] desain renovasi, rumah modern di Surabaya

astudioarchitect.com Desain rumah ini diperuntukkan renovasi sebuah rumah lama di Surabaya, yang merupakan rumah dari tahun 80an dengan tipikal rumah dengan desain lama. Sang pemilik hendak melakukan banyak perbaikan dan penambahan beberapa ruangan, sehingga tugas arsitek adalah mendesain berdasarkan kondisi yan ada. Dari penjelasan pemilik, ternyata denah rumah yang sudah ada cukup disukai dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga yang dilakukan adalah melakukan beberapa penambahan ruangan dan juga perbaikan dari segi tampilan bangunan.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Segi tampilan dengan tipikal gaya tahun 80an dirasa kurang sesuai lagi dengan jiwa pemilik, dan terlebih dikarenakan rumah ini merupakan rumah second yang hendak diperbaiki. Pada akhirnya keinginan pemilik adalah untuk membuat suatu memori baru tentang rumah yang akan dihuni seluruh keluarga dengan jumlah anggota keluarga 5 orang. Desain mencakup desain bagian luar (arsitektural) dan interior design.

Informasi arsitek
Probo Hindarto
astudioarchitect.com@gmail.com
08125244753

______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.